31. Janji

181 23 78
                                    

Suara teriakan membuat Aaron terbangun dari tidurnya.

Aaron bergegas keluar kamar ayahnya, menuju kamarnya sendiri yang semalam ditempati Chiara.

Pria itu terkejut karena pintu kamar itu terbuka dan Chiara tidak ada disana.
Dengan langkah tergesa, Aaron segera mencari ke ruangan lain.
Aroma tak sedap menyambutnya.

Beberapa saat kemudian, Aaron mematung. Melihat apa yang terjadi dihadapannya.

****

"Maaf." Untuk kesekian kalinya kata itu terucap.

Aaron masih diam tak menjawab. Sudah beberapa menit berlalu, sepasang kekasih itu duduk di meja makan.
Chiara terus menunduk, dan Aaron menatap nanar benda hitam dihadapannya.

"Ini apa?" mata Aaron menatap lurus benda hitam itu, seolah terhipnotis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini apa?" mata Aaron menatap lurus benda hitam itu, seolah terhipnotis.

"Ikan." jawab Chiara polos.

"Aku kira singkong bakar."

"Itu ikan goreng." koreksi Chiara. Gadis itu mendongak dengan wajah cemberut, tangannya terulur, berniat membuang ikan gosong itu beserta piringnya.

Namun sebelum tangan itu bergerak, Aaron lebih dulu mencekalnya.

Sebenarnya Aaron tak terlalu peduli, dengan hasil kerja Chiara. Ia sudah tahu jika Chiara payah dalam hal memasak. Tapi ia tidak menyangka, dapur ayahnya akan jadi porak-poranda.

Dalam diam tadi Aaron berpikir, apa yang dilakukan Chiara di dapur? Memasak? Atau main tembak-tembakan?

Bagaimana bisa panci dan pengorengan terdampar di pojok ruangan?
Dan beberapa bumbu dapur yang Aaron ingat bernama bawang merah dan putih, bertebaran di lantai.
Ada pula sendok dan spatula yang tergeletak mengenaskan di samping kaki meja makan.

"Kenapa bisa terjadi?" Aaron masih seperti linglung, tak percaya dengan keadaan sekitar.
Tangan Chiara segera menutup mata Aaron yang sedang mengedarkan pandangan.

"Iya aku salah." ucap Chiara kesal sekaligus merasa bersalah.

Aaron menurunkan tangan Chiara dan menoleh gadis itu.

"Kau masak sendirian?"

Chiara mengangguk.

"Wow!" Aaron takjub meski ekpresinya datar.

Chiara menghela nafas panjang.

"Maaf. Aku tadi lapar. Semalam hanya makan roti." Chiara menunduk. Wajahnya memerah mengingat kejadian kemarin.

Aaron membuang pandangan ke tempat lain, membicarakan lapar, otomatis mereka mengingat kejadian semalam. Atau lebih tepatnya pada ciuman mesra mereka disamping jendela.

Bunyi perut Chiara lah, yang menghentikan sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta itu.

Keduanya spontan memundurkan wajah.
Wajah Chiara yang biasanya judes itu pun tampak memerah. Gadis itu bergegas pergi dan masuk ke dalam kamar.

DARK CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang