26. Dia Ayahmu

192 28 105
                                    

Chiara terpengkur di dalam kamar. Memeluk tubuhnya sendiri, wajah-wajah orang yang dikenalnya muncul bergantian berbagai macam ekpresi.

Chiara semakin erat memeluk tubuhnya seperti orang menggigil kedinginan hingga saat mendengar suara pintu dibuka, gadis itu terperanjat, mengacungkan senjata.

"Chiara kau baik-baik saja?" Regan berjalan mendekat.

Chiara mengangguk, meletakkan pistolnya kembali.

"Hanya kaget."

"Kau melamun?"

Chiara tak menjawab, ia melangkah ke arah jendela yang tertutup, ingin membuka namun enggan.

"Aaron sudah datang?"

"Belum."

Chiara melihat jam dinding. Sudah tengah malam.

"Kita tunggu sampai jam dua, kalau dia tak kembali, kita harus segera pergi."

Chiara membisu, dia masih ingat jelas pesan Aaron
Jangan kemanapun selama aku pergi.
Seolah pria itu sudah tahu apa yang akan terjadi. Dan Chiara ingin menurutinya, meski pikirannya bercabang dua.

"Chiara, kau tidak apa-apa ku tinggal sendiri?"

"Kemana?"

"Melihat situasi sekitar, apakah aman untuk kabur."

Chiara mengangguk.

"Kunci semua pintu dan jendela, jangan membuka pintu sembarangan. Aku bawa kunci cadangan."

Chiara mengangguk lagi, ia mengantar Regan sampai depan pintu, menutup rapat-rapat lalu menguncinya.

Ia duduk di sofa, dan meletakkan pistol disampingnya. Kembali melamun.

Sepuluh menit berlalu, gedoran pintu mengejutkan Chiara, tangannya mengapai pistol, lalu mengarahkan pada pintu.

"Chiara, aku Regan!" itu benar suara Regan. Namun Chiara menolak percaya. Gadis itu masih mengingat jelas Regan membawa kunci cadangan, dia pasti bisa langsung masuk.
Chiara masih membisu dengan pistol siaga dibelakang pintu.

Terdengar kasak-kusuk dibalik pintu kayu itu. Suara orang mengeluh sakit, sesekali menyela percakapan.

Mata Chiara memincing, waspada jika jebakan.

"Chiara, aku Arga mantan kekasihmu. Buka pintunya, aku tak bisa karena bawa beban, aduh!"

Chiara menyergit, sepertinya benar Regan.

"Panggil Ara saja! Ara ini aku Aro!" lalu terdengar suara batuk. Tepat saat Chiara memutar anak kunci.

Begitu pintu terbuka, tubuh Aaron dan Regan pun ambruk dilantai.

"Kau berat sekali!" keluh Regan, memapah Aaron, membantu berbaring di sofa.

Setelah menutup pintu kembali, tubuh Chiara mendadak kaku.
Di depannya seorang pria berbaring di sofa, wajahnya hancur penuh lebam. Pakaiannya penuh darah, kemeja dan celana robek tak beraturan.

"Kenapa kau diam disitu?" tegur Regan setelah meletakkan kotak obat diatas meja.

Aaron berbaring dengan lengan menutup mata. Tak ada suara yang terucap, namun jelas ia butuh obat.

Ruangan itu hening, Regan sudah tak ada lagi di ruang tamu, pria itu bergegas ke dapur dan kembali dengan tangan membawa air minum.

"Chiara sampai kapan kau jadi patung!" kembali Regan bertanya, kini bernada jengkel.

DARK CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang