Author POV
Pagi ini Velove bersiap lebih cepat, ia tak mau pacar nya di bully sama orangtua nya ataupun di bully kakaknya yang super duper nyebelin.
"Dasi, ikat pinggang, lip balm udah, oh iya nih rambut di gerai apa di ikat yahh?" ucap Velove di depan kaca kamar nya.
"Selamat Pagi" teriak Nathan sengaja biar terdengar oleh Velove.
"Aduh itu Nathan udah nyampe, nanti kalo gue lama-lama keburu di bully tu anak" ucap Velove yang terburu-buru mengikat rambutnya jadi satu.
"Pagi, masuk, bonyok lagi keluar" ucap Ryan setelah membuka pintu.
"Oke" bales Nathan.
Velove berlarian dari tangga ke bawah takut pacarnya udah di buly.
"Pagi Nathan" ucap Velove sambil melihat sekitar.
"Mama papa mana kak?, biasanya udah sarapan" tanya Velove."Mama papa keluar, katanya nanti pulang besok" jawab Ryan.
"Ke mana?" tanya Velove lagi.
"Ke rumah tante Firna" ucap Velove.
"Ngapain mama sama papa ke rumah si cabe" ucap Velove dalam hati.
Yang pertama sahabatan Velove dan Putri karena kedekatan orang tua nya. Namun Putri berubah sejak kehadiran Nathan. Dan jadi lebih dingin ke Velove.
"Yeahh, berarti Nathan boleh main-main ke rumah dong" ucap Velove kegirangan.
"Boleh aja, asal jangan di kam-, aww, sudah kuduga" ucap Ryan meringis kesakitan karna kepalanya di pukul Velove.
"Lo pikir gue cewek apaan ahh" timpal Velove pada kakak nya.
"Ampun deh ampun, huhu, aku bilangin papa, huhu" ucap Ryan sook nangis.
"KAGAK NGARUH!!!" timpal Velove sedikit teriak.
"Yaudah gue berangkat" pamit Velove pada kakak nya.
"Udah gak usah ngomong ama tuh anak" ucap Velove menarik tangan Nathan.
"Gue pamit bang" teriak Nathan.
---
Di sekolah."Awas lo!!!" ucap Mikhael menatap sinis ke Nathan.
Sementara Nathan hanya tersenyum miring pada nya dan menggenggam tangan Velove erat."Gue harus terlihat baik di depan Velove" batin Mikhael.
"Gue udah siap masuk ke permainan lo" ucap Nathan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen Fiction"Mimpi..." "Mimpi itu memang sudah menjadi kenyataan, tapi kenapa hanya untuk sesaat saja?" "Kenapa dia hadir dalam hidupku? menjadi mimpiku? tapi hanya sekedar datang lalu pergi" "Apa mungkin, Nathan ternyata bukan mimpi ku?"