Author POV
Semenjak melihat kejadian tadi, sampai saat ini Velove masih saja belum keluar kamar. Hatinya masih terasa sesak, sangat sesak, airmata nya belum bisa di bendung, masih terlalu menyakitkan jika mengingat apa yang dikatakan Nathan pada nya di saat Nathan menyatakan perasaan cinta pada nya.
Gabhy pun sedari tadi masih menemani Velove di kamarnya, Gabhy sebenarnya ingin berkata sebenarnya sekarang, tapi apa daya itu adalah rencana mereka.
"Vel, gue pamit yahh" ucap Gabhy sambil melihat jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 21.15
Velove hanya mengangguk saja menandakan ia menyetujui jika Gabhy pulang sekarang, karena memang ini juga sudah cukup malam dan Velove tak mau Gabhy dia marahi orang tua nya.
Gabhy pun keluar dari kamar Velove dan berpamitan pada orang tua Velove lalu berangsur pergi dari rumah Velove.
---
LineGabhyCntk: Nat, gimana berhasil?
VergioNathan: Iya dong.
GabhyCntk: Mantap.
GabhyCntk: Ehh, tapi lo tau Velove sedih banget, gue aja baru pulang nemenin dia.
VergioNathan: Kasian juga yahh.
GabhyCntk: Hmmpp. Jangan lama-lama jalanin rencana nya. Ntar keburu tuh anak kecewa banget ama lo.
VergioNathan: Oke dehh sipp!
GabhyCntk: Sipp.
---
Di tempat lain."Lo tu yahh, oon banggettttttttttttt" ucap Novia menepuk jidat Putri.
"Ampun" ucap Putri.
"Lo kok bisa kepancing gitu aja sih? Gue udah nyusun rencana itu dan lo kepancing gitu aja, goblok" ucap Novia dengan nada marah.
"Hmmpp" Putri berdehem.
"Terus gimana sekarang?" tanya Putri.
"Gak tau, semuanya udah kebongkar, gak tau gue" ucap Novia.
"Anji*g banget, semua gara-gara Velove" ucap Putri marah.
"Gue yakin, ini pasti ada sangkut pautnya dengan Gabhy dan Briliant" ucap Putri berdecak kesal.
"Elo, yang oon, udah capek juga gue ngejalanin rencana itu, lo ngerusak gitu aja" ucap Novia lalu pergi dari kamar Putri.
"Anj*ng banget tuh anak, dasar gatel, udah tau Nathan maunya sama gue, anjirr" gerutu Putri pada dirinya sendiri.
---
Pagi hari.
Velove tak memakan apapun saat diajak sarapan, wajahnya tampak suram, matanya masih bengkak akibat nangis kemarin, bahkan dia sudah di larang kakaknya ke sekolah hari ini, tapi tetap saja Velove yang memaksakan untuk pergi ke sekolah."Yaudah yuk berangkat" ucap Ryan lalu berjalan pergi menuju tempat motornya di parkir. Sementara Velove hanya mengangguk lalu berjalan pergi mengikuti kakaknya.
"Vel, lo nangis yahh semalam?" tanya Ryan yang mengendarai motor nya.
"Enggak" jawab Velove bohong.
"Pake bohong lagi, gue tau lo nangis" ucap Ryan lagi.
"Shitt, lagi di jalan, gue belom mau mati konyol sama lo" ucap Velove mengalihkan topik.
"Anjirr" ucap Ryan.
*
"Yaudah, turun gih" ucap Ryan menyuruh Velove untuk turun karena mereka sudah di depan gerbang utama sekolah Velove.
![](https://img.wattpad.com/cover/112197866-288-k176775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen Fiction"Mimpi..." "Mimpi itu memang sudah menjadi kenyataan, tapi kenapa hanya untuk sesaat saja?" "Kenapa dia hadir dalam hidupku? menjadi mimpiku? tapi hanya sekedar datang lalu pergi" "Apa mungkin, Nathan ternyata bukan mimpi ku?"