Dream33

1.5K 52 11
                                    

Author POV

Setelah mengantar Ryan ke bandara, pulanglah Dewi dan Endrico. Dengan perjalanan yang memakan waku 45 menit, tibalah mereka di rumah.

Velove yang masih tak percaya bahwa kakak nya sudah berangkat, masih menunggu kedua orang tua nya pulang. Ia sudah terlelap di sofa ruang tamu dengan keadaan televisi yang di nyalakan.

Pukul 00.40.

Dewi dan Endrico yang baru saja sampai, cukup terkejut melihat lampu rumah masih dalam keadaan menyala, Dewi pun langsung masuk bersama Endrico dan mendapati anak perempuan mereka sedang tertidur pulas di sofa.

Dewi pun langsung mencoba membangunkan putri nya itu.
"Vel bangun, kenapa tidur di sini?" tanya Dewi sambil menggoyangkan tubuh Velove.

Velove yang merasa terganggu langsung membuka mata nya, dan mendapati kedua orangtuanya sudah di depan matanya.
"Eh mama" ucap Velove menyipitkan mata nya.

"Kenapa tidur sini sayang?" tanya Dewi.

Seketika itu Velove langsung bangkit berdiri dan berlari ke depan, Velove yang tak melihat batang hidung kakaknya langsung berlari secepat angin ke lantai dua menuju kamar kakaknya.
"Mah, kak Ryan mana?" tanya Velove setelah melihat kakak nya tak berada di kamar.

Endrico dan Dewi kebingungan akan menjawab apa, mereka terus bertatapan dan saling senggol-menyenggol.
"Pah jawab!" ucap Dewi.
"Ahh, mama aja yang jawab" ucap Endrico.
"Papa aja" ucap Dewi lagi.
"Mama aj-" balas Endrico.

"Stop" ucap Velove sedikit berteriak berhasil membuat kedua orangtua nya langsung diam.

"Apa benar kakak pergi?" tanya Velove lemas.

"Jawab mah, pah" ucap Velove yang melihat kedua orangtua nya
Bertatapan lagi.

Dewi lalu menjawab dengan anggukan. Seketika itu tubuh Velove melemah, bagaimana tidak kakak satu-satunya sudah pergi jauh, bahkan tanpa pamit.
Kaki Velove mulai lemas, membuatnya perlahan jatuh ke lantai. Airmata nya mulai keluar dari matanya.

"Sayang tenang" ucap Endrico lalu mengangkat perlahan tubuh Velove dan mendudukkan ke sofa.

"Kak Ryan ke mana mah?" tanya Velove dengan isak tangis

"Kakak kamu berangkat ke Jerman, dan melanjutkan kuliahnya di Jerman" ucap Dewi sambil mengelus lembut puncak kepala Velove.

"Kenapa gak kuliah di sini aja?" tanya Velove masih dengan isak tangis.

"Kakak kamu dapat Beasiswa, dan melanjutkan kuliahnya di Jerman selama dua tahun" kali ini Endrico yang menjawab.

"Apa itu yang di ributkan tadi pagi, kenapa papa bisa gitu sih? kenapa papa nggak biarin kak Ryan kuliah di sini aja? Kenapa pah?" ucap Velove.

"Vel, kamu tenang dulu" ucap Endrico.

"Velove kecewa sama papa" ucap Velove lalu pergi begitu meninggalkan kedua orangtua nya dan langsung menuju kamarnya.

---
Velove POV

"Kok kakak nggak kasih tau aku sih?!"

"Kenapa kakak tinggalin aku?!"

"Pergi jauh di sana hanya untuk melanjutkan kuliah, kenapa gak kuliah disini aja?!"

"Udah gak ada lagi yang bisa menjadi tempat curhat aku, kakak satu-satunya orang yang bisa mengerti aku"

"Kenapa kak Ryan tega ninggalin aku?!"

"Bagaimana dengan sahabatku nanti?!"

"Gabhy, kenapa kakak tinggalin Gabhy gitu aja"

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang