Author POV
Suasana sekolah masih sepi, tak seperti biasanya. Hari ini Nathan datang lebih pagi. Karena ingin bertemu Gabhy sahabat terbaik Velove. Hari ini mereka ingin membicarakan acara penembakan cinta Nathan ke Velove. Bukan hanya berdua ada satu teman Velove lagi yang cukup peka dengan cinta. Orang tersebut adalah Briliant. Meskipun Briliant tak pandai di sekolah. Tapi kalo soal cinta Briliant bisa dibilang Raja cinta maksudnya Playboy. Maklum saja mantan Briliant sudah mencapai 30 orang dan Briliant masih saja suka gonta ganti pacar.
Mereka berencana masuk ke kelas untuk memulai rapat. Tapi langkah mereka terhenti di ruang guru saat melihat Pak Stif seorang guru yang sampai saat ini belum punya pasangan. Pak stif sedang menaruh sebuah surat dan bunga di meja Bu hana.
"Ehmm-ehmm. Lagi ngapain Pak?" ucap Briliant.
"Ehh, kalian kenapa ada di sini?" tanya Pak stif.
"Ini kan sekolah kita, Bapak sendiri ngapain di meja Bu hana" tanya Nathan dengan mata kedip-kedipan.
"Ciee, Bapak lagi naruh surat cinta yahh di meja Bu Hana?" ejek Gabhy.
"Shit, nanti kedengaran Bu Hana" ucap Pak stief memberi isyarat diam.
"Semangat Pak" ucap Briliant.
"Jangan mau kalah sama Pak Febrino" ucap Nathan memberi semangat ke Pak Stif.
"Yaudah Pak, kita ke kelas dulu" ucap Gabhy berjalan ke kelas.
"Dadah Pak, good luck" ucap Briliant.
---
Kelas masih sepi. Maklum saja ini baru pukul 6.15 am."Jadi gimana?lo rencananya nembak Velove kapan?" tanya Gabhy.
"Belom tau gue!!" ucap Nathan.
"Ahelah buruan kali, entar gue sikat juga Velove kalo lo lama-lama" ucap Briliant nyengir.
Bughhh
"Ehh goblok nggak puas lo udah punya 5 pacar sekaligus" ucap Gabhy memukul puncak kepala Briliant."Ampun sayang" ucap Briliant.
"Pengen di cekik kali ni anak" ucap Gabhy mendekat ke Briliant.
"Elo pada, mau bantuin gue apa mau berantem sih?" tanya Nathan sedikit kesal.
"Ehmm, iya maaf-maaf. Gimana kalo besok lo nembak Velove?" tanya Gabhy.
"Apa gak kecepatan?" tanya Nathan balik.
"Enggak lah nanti keburu diambil orang, lo mau?" ucap Briliant.
"Yaudah deh besok" ucap Nathan.
"Yang bener besok?" tanya Gabhy dan Briliant bersamaan.
"Ahelah tadi lo berdua yang suruh gue cepet-cepet nembak Velove" ucap Nathan.
"Iyaiya. Maaf refleks" ucap Gabhy.
"Terus gimana?" tanya Nathan dan Gabhy menatap ke Briliant.
"Biar gue yang atur semuanya" ucap Briliant bangga.
"Ah lo emang paling baik brader" ucap Nathan menepuk pelan pundak Briliant.
"Eits jangan lo kira gratis, gue di traktir lebih kalo udah jadian, gak mau tau" ucap Briliant tersenyum miring.
"Untung-untungan kalo di terima Velove kalo enggak" ejek Gabhy.
"Lo berdua temen apa musuh gue?" ucap Nathan dengan nada kesal.
"Maaf-maaf, becanda" ucap Gabhy.
"Tapi lo janji dulu mau traktir gue lebih dari pada yang lain yah!" ucap Briliant.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen Fiction"Mimpi..." "Mimpi itu memang sudah menjadi kenyataan, tapi kenapa hanya untuk sesaat saja?" "Kenapa dia hadir dalam hidupku? menjadi mimpiku? tapi hanya sekedar datang lalu pergi" "Apa mungkin, Nathan ternyata bukan mimpi ku?"