Dream20

1.2K 61 16
                                    

Velove POV

"Pikiranku kembali kacau, masih terngiang di kepalaku kejadian yang barusan terjadi di sekolah. Aku masih bingung kenapa diriku bisa sampai seperti itu pada Nathan. Nathan yang pernah hadir dalam hidupku walaupun hanya sesaat"

"Mungkin Aku terlihat bahagia, tapi itu hanyalah di depan Nathan saja, karena aku memang belum bisa move on dari orang yang bisa membuat ku bahagia, membuat ku selalu senang dan tertawa, dan membuat hidupku lebih berwarna dengan candaan-candaannya"

"Mimpi..."

"Mimpi itu memang sudah menjadi kenyataan, tapi kenapa hanya untuk sesaat saja?"

"Kenapa dia hadir dalam hidupku? menjadi mimpiku? tapi hanya sekedar datang lalu pergi"

"Apa mungkin, Nathan ternyata bukan mimpi ku?"

---
"Vell?" panggil mama mengetuk pintu kamarku.

"Iyaa mah" jawab ku lalu berjalan membukakan pintu untuk mama.

"Kenapa mah?" tanyaku pada mama.

"Dari pulang sekolah tadi, sampai saat ini kamu belum makan apapun, ayo turun" ucap mama mengajak ku makan.

"Iaa mahh Velove turun" jawab ku lalu berjalan mengikuti mama ke bawah.

"Nah, turun juga akhirnya" ucap kak Ryan.

"Papa mana mah?" tanyaku pada mama.

"Papa belum bisa pulang, ada masih ada urusan kantor" jawab mama.

"Owhhh" ucap ku membentuk huruf  O di bibirku.

"Kenapa gak turun dari tadi?" tanya kak Ryan.

"Gpp" jawabku.

"Jangan bohong, pasti sedih kan?" bisik kak Ryan di telingaku.

"Shitt, hormatin makanan di depan meja, jangan berisik kalo lagi makan" ucapku memberi isyarat kak Ryan untuk diam.

Ryan pun memilih untuk diam, daripada membuat mood adeknya lebih kacau.

Tok, tok, tok.

"Yahh sebentar" teriak Bi Reni lalu berjalan menuju pintu depan.

"Siapa Bi?" tanya mama mengikuti Bi Reni ke depan.

"Ehh, Nathan, udah lama gak mampir, masuk" ucap mama mempersilahkan Nathan masuk.

"Makasi tante" ucap Nathan sopan.

"Ngapain lo ke sini?" tanya kak Ryan sedikit membentak.

"Ehh, kok gitu sihh, Nathan tamu Ryan" ucap mama pelan.

"Hufftt" ucap kak Ryan.

Akupun menghampiri Nathan
"Masuk" ucap ku singkat.

"Makasih" jawab Nathan.

Kak Ryan masih saja duduk di ruang tamu, tepatnya di tempat di mana Nathan dan aku duduk.

"Kak, minta waktunya" bisik ku pada kak Ryan.

"Hmm" ucap kak Ryan memutar bola matanya malas lalu pergi meninggalkan ruang tamu.

"Kenapa?" ucapku memecah keheningan. Sementara Nathan belum menatapku, matanya masih menatap lantai.

"Kenapa kemari?" ucapku lagi.

Nathan menghela nafas nya sejenak lalu beralih menatapku.
"Vel, semua gak seperti yang kamu liat" ucap Nathan.

"Udahlah, gak usah pikirin itu lagi" ucapku santai.

"Vel, aku gak maksud kayak gitu, ini salah paham doang" ucap Nathan.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang