Velove POV
"Lo udah janji mau lindungin gue!!!"
"Tapi kenapa lo yang nyakitin gue?"
"Katanya lo cinta sama gue"
"Mana bukti nya?"
"Lo bahkan bohong sama gue, lo nggak tau rasa sesak di hati gue, saat lo nyembunyiin kebenaran nya"
"Kenapa jadinya gini sekarang, mana kata cinta lo?mana janji lo?mana?"
"Gue udah salah percaya sama lo"
"Sakit rasanya Nat, sakit"
---
Author POVTok, tok, tok.
"Vel, boleh masuk" panggil Ryan.Velove hanya berdehem saja menandakan kakaknya diperbolehkan masuk.
Ryan tau bahwa adiknya sedih saat ini, dan hanya Ryan yang tau bagaimana cara menenangkan adiknya jika sudah seperti ini.
"Kok nangis, ini adek gue kok jadi cengeng gini sih" ucap Ryan melihat adiknya mengeluarkan airmata di matanya.
Velove langsung memeluk kakaknya yang baru saja duduk di sampingnya. Ryan membalas pelukan itu, membuat adiknya merasa hangat, karena larut dalam kesedihan.
"Keputusan yang kamu ambil udah paling bener" ucap Ryan sambil mengusap kepala Velove lembut.
Velove masih terus dalam pelukan kakaknya, dan air mata masih terus keluar dari matanya.
Setelah mulai tenang Velove melepaskan pelukan itu dan bersandar ke pundak Ryan."Aku bodoh banget kak udah percaya sama Nathan" ucap Velove menyesal saat mengetahui kelakuan Nathan sebenarnya.
"Kamu nggak bodoh, tapi laki-laki itu yang bodoh meninggalkan kamu" ucap Ryan masih mengusap-usap pelan rambut Velove.
"Vel" ucap Ryan mengelap air mata di pipih Velove.
"Kamu itu udah kayak malaikat buat kakak, dan kamu masih banyak pilihan lain, Nathan bukan satu-satunya cowok di dunia ini, masih banyak yang lain" ucap Ryan masih menatap serius wajah Velove.
"Yang kakak tau, adik kakak ini strong, masa cuma gara-gara masalah seperti ini, adik kak Ryan nangis, inget yang kakak bilang tadi, bukan cuma dia laki-laki di dunia ini, masih banyak yang sempurna buat kamu" ucap Ryan menegaskan pada adiknya.
"Makasih yahh kak, kakak udah bisa buat aku nggak sedih lagi" ucap Velove memeluk kakaknya.
"Aku punya satu permintaan, bisa nggak kak?" tanya Velove yang mood nya sudah mulai membaik karena kakaknya.
"Kan kakak udah bilang, apa yang enggak buat adik kakak yang satu ini" ucap Ryan lalu mencubit kedua pipi Velove gemas.
"Udah lama kak Ryan, nggak pernah nyanyiin buat aku, mau menemani tidurku dengan sebuah lagu?" ucap Velove.
Ryan pun mulai menyanyikan sebuah lagu ke Velove.
"I wanna write you a song"
I wanna write you a song.
One that's beautiful as you are sweet.
With just a hint of pain for the feeling that I get when you are gone.
I wanna write you a song.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen Fiction"Mimpi..." "Mimpi itu memang sudah menjadi kenyataan, tapi kenapa hanya untuk sesaat saja?" "Kenapa dia hadir dalam hidupku? menjadi mimpiku? tapi hanya sekedar datang lalu pergi" "Apa mungkin, Nathan ternyata bukan mimpi ku?"