Author POV
"Mungkin besok saat yang tepat, dimana gue harus ungkapin semua nya ke Velove, gue gak mau mimpi gue di rebut orang lain, gue harus berani lawan rasa takut gue, takut Velove tolak gue, takut mimpi gue lenyap" ucap Nathan pada diri nya sendiri.
"Baru lo cewek yang bisa bikin gue jatuh cinta, gue bener-bener sayang sama lo" ucap Nathan lagi.
Tiba tiba masuk Notifikasi dari hp Nathan. Nathan pun langsung membuka aplikasi line dan melihat siapa yang mengirim pesan ke dirinya.
Line group
Nathan, Gabhy, Briliant.
GabhyCntk: Woi!
Brill': Apa woi?
VergioNathan: Gimana persiapan nya?
Brill': Udah beres semuanya, lo tinggal ikutin rencana gue.
VergioNathan: Terus gue janjian ama Velove di mana?
Brill': Lo nanti nyuruh Velove dateng aja ke taman Pancasila.
GabhyCntk: Terus gimana, Velove nanti langsung di tembak Nathan gitu?
Brill': Enggak lah, lo liat aja nanti.
VergioNathan: Gue ikutin apa rencana lo deh.
GabhyCntk: Good luck Nat. Jangan lupa PJ nya hehe.
Brill': Semoga berhasil brader, jgn lupa gue lebih.
VergioNathan: Ahh. Nyesel gue minta bantuan.
Brill': On the way taman Pancasila.
GabhyCntk: Ngapain?
Brill': Batalin semua rencana yang gue atur.
VergioNathan: Oh ni anak ngajak berantem yahh :D
Brill': Tadi nyesel minta bantuan gue.
VergioNathan: Maaf.
Brill': Ikhlas nggak maaf nya.
VergioNathan: Ikhlas kok ikhlas.
Brill': Anak pinter. Wuakakakak.
---
Pagi yang cerah tak se cerah hati Velove saat ini. Velove tak tidur semaleman mikirin Nathan yang tiba-tiba bentak dia, tanpa dia tahu apa kesalahannya pada Nathan. Hari ini Velove tampak tak semangat pergi sekolah.
"Kenapa anak mama murung terus sarapannya?" tanya Dewi dengan menatap mata Velove yang terlihat ganjil pagi itu.
"Enggak kok mah, Velove berangkat dulu yah" ucap Velove.
"Loh, Nathan belom kelihatan, kok udah mau berangkat aja Vel?" tanya Endrico bingung.
"Iya pah, Nathan gak masuk hari ini ada urusan penting" jawab Velove dengan nada lemas.
"Yaudah, di anter kakak aja yah?" tanya Dewi pada anaknya.
"Gak usah ma, Velove naik taksi aja" jawab Velove.
"Kenapa gak mau bareng gue?" tanya Ryan yang sudah berada di belakang mamanya.
"Lah itu kakak kamu mau anterin" ucap Dewi.
"Yaudah deh" ucap Velove.
Selama perjalanan Velove diam saja. Ryan bingung dengan tingkah adiknya kali ini, yang biasanya ngomel kalo telat kini hanya diam saja.
"Vel" panggil Ryan.
"Velove" panggil Ryan lagi.
"Apa?" ucap Velove kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen Fiction"Mimpi..." "Mimpi itu memang sudah menjadi kenyataan, tapi kenapa hanya untuk sesaat saja?" "Kenapa dia hadir dalam hidupku? menjadi mimpiku? tapi hanya sekedar datang lalu pergi" "Apa mungkin, Nathan ternyata bukan mimpi ku?"
