Nathan POV
"Gimana yahh gue bisa buktiin ke Velove, kalo sebenarnya semua salah paham aja, bahkan kepercayaan Velove ke gue udah runtuh"
"Pikir Nat, pikir!!!"
"Ohyeah, coba gue tanya Briliant, siapa tau dia bisa bantu"
Line
VergioNathan: Hoi?
Brill': Yoi brader!!!
VergioNathan: Bisa ke rumah gue sekarang nggak?
Brill': Ngapain?
VergioNathan: Bisa nggak?
Brill: Harus ada cemilan!
VergioNathan: Gila lo yahh😠
Brill': Mau gak? Kalo enggak gue off mau tidur!
VergioNathan: Iyaiya cepetan😕
Brill': Oke, yang banyak cemilan nya! 30 menit lagi gue nyampe!
VergioNathan: Gak bisa lebih cepet apa?
Brill': Yahh gue harus mandi dulu lah!
VergioNathan: Yaudah buruan!!!
*45 menit kemudian
Tok, tok, tok.
"Sore, Nat" panggil Briliant."Telat lima belas menit" ucapku.
"Yaudah gue pulang!!!" bales Briliant.
"Ehh, tante, itu cheese cake udah mateng" teriak ku pada tante Inka.
"Njirr, gue gak jadi pulang" ucap Briliant yang langsung masuk ke rumah.
"Siang tante" ucap Briliant memberi salam dan mencium tangan tante Inka.
"Siang ehh, udah dateng temen Nathan" ucap tante Inka.
"Yaudah yuk ke atas" ucap Briliant.
"Lo kata ini rumah lo" ucapku.
"Hehe, becanda brader" ucap Briliant tersenyum miring.
"Lo ke atas duluan, gue mau ambil cemilan dulu" ucapku.
"Oke, jangan lupa minum juga" bisik Briliant di telingaku.
"Bawel lo, naik ke atas" ucapku.
"Oke" jawab Briliant yang langsung berjalan ke kamarku!
Setelah menunggu beberapa saat naiklah gue ke kamar membawa satu piring cheese cake dan dua botol minuman sprite!!!
"Anjir, ehh, jangan sentuh barang-barang gue" ucapku saat melihat gitar favorit ku di pegang sama Briliant.
"Elah, gue cuma pegang doang" bales Briliant.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen Fiction"Mimpi..." "Mimpi itu memang sudah menjadi kenyataan, tapi kenapa hanya untuk sesaat saja?" "Kenapa dia hadir dalam hidupku? menjadi mimpiku? tapi hanya sekedar datang lalu pergi" "Apa mungkin, Nathan ternyata bukan mimpi ku?"