2 - Uniform

2.3K 326 17
                                    

***

"Aku mohon ambilkan yang ada di lokerku. "

Sungguh tak ada pilihan lain lagi selain dirinya yang aku kenal di sekolah ini.

"Tidak mau. Kau ambil saja sendiri. " Ucap seseorang di seberang sana.

"Youngbin Oppa, mengapa kau jahat sekali sih! Kau ingin aku laporkan pada kakek? " Yera berharap cemas menatap ponselnya di bilik toilet itu, setengah kesal.

"Kedengarannya menyenangkan. " terdengar kekehan di seberang sana, Youngbin sedang bersama temannya.

"Apa benar kita bersaudara? Kenapa kauㅡ"

Oke. Sekarang Yera masih berada di toilet dengan rok yang sama.

Dia menatap pomselnya kesal.

Youngbin tak ingin menolongnya dan memutuskan sambungan sepihak, bukankah dia kakak yang baik?

Tentu saja.

Yera tertawa menyedihkan di dalam bilik toilet.

Saat ia membuka bilik toilet dia menemukan sesuatu di wastafel.

Celana olahraga.

"Apa-apan sih dia, kan aku menyeruhnya ambilkan rok bukan celana. Bodoh! " Yera melemparkan celana itu pada kaca.

Yera berpikir jika Youngbin masih punya hati dan memberinya celana olahraga.

"Kalau tak mau , tak apa akan aku ambil lagi. " Suara itu menggema di toilet yang hanya ada dirinya saja.

Lantas Yera menengok ke arah pintu toilet, ada seorang pria bersender di pintu sambil menatapnya aneh.

Itu bukan kakaknya. Tentu saja bukan.

Tapi member sf9 juga, seingat Yera pria ini juga yang membantunya masuk gerbang sekolah saat terlambat minggu lalu.

'Yoo Taeyang' tertera di dada bagian kirinya.

"Ah jadi ini punyamu? " Yera kembali meraih celana itu, dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Taeyang hanya mengangguk.

"Terimakasih aku pinjam sebentar ya. " Dengan ragu Yera putuskan meminjamnya, dari pada harus menjadi bahan ejekkan teman sekelasnya.

Lagi pula dia teman Youngbin. Pikir Yera.

Lalu Yera berbalik memasuki bilik toilet, dan keluar menggunakan celana olahraga milik Taeyang.

Pria itu masih di sana. Menatap Yera aneh bahkan pria itu mengulum senyumnya.

"Kenapa menatapku begitu? Jangan terpesona. " dia terkekeh.

Yera hanya mencoba mencairkan suasana yang bisa saja berubah menjadi awkward

'Oh ayaolah! Kita berada di toilet wanita bung. Dia dan aku. '

Taeyang menahan tawanya.

"Bukan. Tapi kau tampak semakin aneh. " Pria bermarga Yoo itu senyum tertahan.

"Eh? " Yera tak mengerti maksudnya.

Namun kembali tersadar saat Taeyang melemparkan Sweaternya ke hadapan Yera.

"Gunakan itu. "Setelah itu Taeyang meninggalkan Yera, yang heran menatap sweater itu.

Saat melihat ke cermin dia baru sadar.

"Yatuhan. Memakai celana olahraga dan seragam seperti ini aku tampak aneh, pantas saja dia menyuruhku pakai sweater. " kembali gadis itu memasuki bilik toilet.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, tapi Yera tak beranjak sedikit pun dari tempatnya.

Dia tetap menunggu di gerbang, menatap setiap murid yang keluar dari sekolah.

Tak ada.

Dia tak menemukan orang yang di carinya.

Bukan Youngbin. Tapi Taeyang.

Dia berencana mengembalikkan celana olahraga dan sweater milik Taeyang.

Karena sekarang Yera memakai seragamnya kembali, dia mengambil rok nya sendiri ke loker miliknya.

Sendiri. Ingat, Sendiri.

Tanpa bantuan kakak jahatnya itu.

Untung saja dia menyimpan seragam ganti di lokernya.

"Mencariku? "

Yera terkesiap dari lamunannya, dan menatap pria jangkung di hadapannya.

"Ah ya. Ini aku kembalikan , makasih ya. " Yera memberi bajunya pada Taeyang. Menepuk bahunya sebentar dan siap melangkah pergi.

Namun Taeyang menahan pergelangan tangannya.

"Ada apa lagi? "

"Kembalikan padaku besok ke kelasㅡ" Yera memotong dengan sigap setelah merotasikan kedua bola matanya

"Ah kau masih ingin bertemu denganku besok ya? Tapi maaf saja aku tak ingin. " Lantas Yera melepas genggaman tangan Taeyang di pergelangannya.

Taeyang menatap Yera heran.

Tangan Taeyang menyentil dahi gadis itu, dan bersiap melangkah menjauhi gadis itu.

"Cuci bajuku, itu kan bekas kau pakai. Aku tak ingin memakainya jika belum di cuci. Dasar aneh. "

Taeyang segera berbalik dan melangkah menjauh, meninggalkan Yera yang menatap baju di tangannya.

"Ah ya. Tentu saja ini bekasku. " Kesalnya, kembali memasukan kedalam tas.

Sore itu, Yera putuskan untuk pulang.

Bukan pulang ke rumah, Lebih tepatnya mini market.

Tak mungkin seorang Kim Yera pulang begitu cepat ke rumah.

Rumah bukan tempat favoritnya, tapi tempat favoritnya adalah kedai atau apapun yang menyediakan banyak makanan.

Dia akan pulang jika kakaknya mulai menelpon dan memarahinya.

Yera bukanlah gadis manja yang mudah menurut.

Dia lebih suka menyendiri dan melakukan hal menarik lain.

Kebahagiaan baginya adalah saat jauh dari keramaian.

Sekarang yang dia lakukan, membeli banyak makanan dan memakannya sendiri.

Disinilah tempatnya, Mini market dekat sekolah.

Kunyahannya semakin melambat saat Yera melihat seseorang keluar dari mini market.

Saat itu Yera merasa seluruh isi dunia senang sekali mempermainkannya.

Seakan pohon di jalanan pun ikut menertawakannya jika dia diganggu kumpulan manusia bernama Sf9.


***
To Be Continued


A/n: Cara menyemangati Author adalah dengan vote dan komentar. Thx U.


·듀위·
©Imdewiraa

RUMOR SCHOOL SF9 ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang