30 - Kim Yera

1K 168 53
                                    

***

Kim Yera.

Sudah seminggu aku di Amerika, semuanya terasa baru. Ponsel baru, seragam baru, sekolah baru bahkan rumah baru.


Kali ini aku tinggal di sebuah apartemen. Ibuku sibuk bekerja di luar kota, aku hanya fokus belajar.

Aku memakai sepatu lalu berlari ke dapur mengambil roti dan menjejalkanya ke mulut, dengan terburu aku berlari keluar menutup pintu.

Terlambat.

Di hari ke tiga aku sekolah disini, dan aku terlambat lagi, Oh Come on!

Penjuru sekolah seakan memandangiku yang dihukum mengelilingi lapangan luas ini.

Sekolah ini sangat bagus dan terbilang mahal. Cukup luas, dan ini melelahkan.

Aku menyeka keringat yang becucur, belum lagi rasa malu ku yang ditatap murid yang berlalu lalang.

Dari awal aku pindah mereka selalu membisikan namaku, seakan aku ini bahan tontonan.

Bahkan sebagian mereka membuat gosip tentang aku dan kakak kelas yang terkenal di sekolah ini. Hanya karena dia mengantarku ke ruang guru di hari pertama.

Dasar pembuat rumor!

Ingin rasanya berteriak agar mereka memasuki kelas saja sana.

Jika disuruh memilih, Aku lebih baik hormat tiang bendera di korea, dari pada harus mengelilingi lapangan luas ini. Sekolah ini gila!

I hate school!

Karena lelah berlarian seperti tadi aku putuskan beristirahat karena hukuman sudah selesai, aku mendudukan diri di kursi dekat koridor. Mengatur napasku.

"Hello? "

Seorang gadis cantik menatapku dia lebih tinggi beberapa centi dariku, senyumnya mengembang dengan tangan menjulur padaku.

"New student? "

Aku melongo. Mencoba mencerna ucapannya, masalahnya aku tak begitu lancar bahasa inggris. Nilaiku cukup jelek. Sekarang aku menyesal kenapa tak belajar bahasa sebelum pindah.

Aku tersenyum dan mengangguk pelan "Yes. " ucapku sedikit gugup.

Gadis berambut lurus itu menggoyangkan tanganya yang masih terjulur kepadaku, aku menyambutnya "I'm Alexa Renz, what your name? "

"Um, my name Yera Kim. Call me Yera. "

Dia nampak semangat. "Woah. Are you korean? My boyfriend from korea too. "

Aku terkejut menatapnya, aku hanya mengangguk memahami. Kami mengobrol bersama, dia nampak ramah meski aku sangat canggung. Tapi aku mencoba menempati diriku menjadi gadis banyak bicara.

RUMOR SCHOOL SF9 ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang