28 - Nothing Left

1K 170 20
                                    

***

Kim Yera.

Aku merapikan penampilanku sekali lagi, tatapanku jatuh pada pantulan diriku di cermin.

Aku menatap seragamku dan pin yang tertera namaku.

Aku mendesah pelan. "Seragam terakhirku. "

Aku merapikan rambutku dan meraih tasku sebelumnya aku menatap jam di tanganku, masih sangat pagi sekali.

5:45 AM.

Kuputuskan membuka pintu kamar secara perlahan, kulihat nampaknya situasi aman.

segera aku langkahkan kakiku menuruni tangga secara perlahan tanpa menimbulkan suara bising.

Sebelum ibuku bangun dan melarangku kesekolah, tentu saja seharusnya aku tak masuk sekolah. Aku sudah tak sekolah disana, Surat kepindahan sudah ibu urus.

Kemungkinan besok atau lusa kami pergi, rumah ini telah menjadi hak milik Ayah.

Kali ini aku berangkat menggunakan sepeda, rasanya sudah lama aku tak memakai sepeda.

Udara yang pagi sangatlah sejuk rasanya sistem pernapasanku kembali segar.

Tepat di sebuah rumah aku berhenti.

Aku menatap rumah itu namun masih nampak sepi. Aku diam sebentar disana, Tak berniat menghubungi orang itu yang jelas pasti aku melihat pria itu menutup pintunya.

Tepat setelah mengunci pintu dia berbalik dan menatapku kaget.

"Hai Taeyang! " Sapaku padanya, Aku mencoba seceria mungkin.

Dia mungkin bingung kenapa aku berhenti di depan rumahnya.

Dia berjalan mendekat padaku. "Yera? Ada apa kerumahku. " Dia tampak bingung sekaligus kaget, terlukis jelas di wajahnya.

"Kau punya sepeda tidak? "Aku tersenyum lebar padanya, menunjukan gigi rapihku.

Beberapa menit kemudian dia mengeluarkan sepeda, sebelumnya dia bilang sudah sangat lama sejak terakhir kali dia memakai sepedanya.

Tentu saja, Akupun begitu.

"Taeyang, ikuti aku ya. " Lalu aku mendahuluinya, ku kayuh sepedaku dengan semangat menuju jalanan pagi hari yang masih lenggang.

Pemandangan yang mungkin tak akan aku dapatkan lagi nanti di tempat yang berbeda.

Sepeda, seragam bahkan teman yang berbeda, entah aku akan bertemu dengan teman yang sama atau mungkin lebih buruk.

"Yera kita akan kemana? Ini bukan arah sekolah kita. " Teriak Taeyang di belakang.

Aku tak meresponnya dan terus menambah kecepatan hingga kami berhenti di sebuah rumah yang beberapa hari belakangan ini sering aku kunjungi.

Aku mengeluarkan ponselku, mencoba menghubungi sebuah nomor. Aku jamin pria jangkung ini masih terlelap tidur atau bahkan masih di alam mimpi.

Beberapa menit kemudian setelah menelponnya, pria itu muncul di balik jendela kamarnya. Aku cukup kaget dia sudah memakai seragamnya.

"Kau punya sepeda tidak? " Teriakku sembari melambaikan tangan.

Nampaknya dia kaget sekaligus bingung, pasalnya dia melirik Taeyang juga.

Namun dengan segera dia membuka pintu dan keluar dengan segera.

"Hai Rowoon! " Sapa Taeyang di bekakangku.

RUMOR SCHOOL SF9 ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang