Chapter 23

479 56 7
                                    

Sena dan para pangeran yang sedang tidak di kamar memilih untuk bersantai di tepi sungai. Jungkook dan Seokjin membawa serta alat pancing yang mereka ambil dari gudang penyimpanan. Padahal mereka bisa menggunakan jala segitiga untuk menciduk ikan-ikan itu, tapi mereka ngotot ingin pakai alat pancing karena mereka ingin mencoba sensasi memancing.

Sementara Jungkook dan Seokjin asyik memancing, Sena, Hoseok dan Jimin memutuskan untuk duduk-duduk saja sambil menonton mereka.

"Sudah kuduga, pasti raja tidak akan begitu saja melepas kita di sini. Coba kalian pikirkan, dari mana mereka tahu kalau kita terluka saat masuk hutan waktu itu? Pasti dia mengirimkan mata-mata atau CCTV untuk merekam semua yang kita lakukan di sini," oceh Hoseok sambil menghadapkan seluruh tubuhnya pada Sena dan Jimin yang sedari tadi duduk di sisi kanannya.

"Hm, mereka bahkan mengirimkan bantuan medis di waktu yang tepat," tambah Sena sambil mengangguk-angguk.

"Nah 'kan." Hoseok menjentikkan jarinya setuju. "Ini benar-benar tidak masuk akal. Bagaimana bisa tepat waktu seperti itu?"

"Tunggu sebentar, lalu bagaimana dengan Ro?" Jimin tiba-tiba menyahut. Dia teringat Ro yang terus bersamanya dan Taehyung. Setelah kepergian Hoseok dan Yoongi waktu itu, mereka memutuskan untuk kembali duluan ke pondok. Dan di sanalah mereka bertemu dengan mobil medis dari kerajaan. Mobil itu tidak hanya membawa Taehyung, tapi Ro juga. Anehnya, Ro tidak ikut kembali kemari seperti tiga pangeran yang lain.

"Dia menjalani sidang," pekik Jungkook yang tak sengaja mendengar pertanyaan Jimin. Jimin, Hoseok dan Sena lantas menoleh ke asal suara. "Raja tahu apa yang dilakukannya pada Sena jadi dia disidang. Setelah itu entah dia pergi kemana, aku tidak mendengar keberadaannya lagi di istana," lanjut Jungkook seakan paham atas tatapan ketiga orang tersebut.

"Dia tidak dipenjara 'kan?" Sena bertanya dengan nada khawatir. Meskipun pria itu telah membuatnya trauma berat, tapi tidak bisa dia pungkiri kalau dia masih menghawatirkan kondisi Ro.

Jungkook menggeleng. "Aku tidak tahu apa hukumannya tapi dia tidak dipenjara."

Sena menghela napas lega. "Setidaknya itu sudah jauh lebih baik."

Tanpa Sena sadari, sejak tadi Jimin terus memperhatikan. "Kau masih menghawatirkan orang sepertinya?"

"Apa aku tidak boleh menghawatirkannya?" Bukannya menjawab, Sena justru melempar pertanyaan. Dia yang memang duduk di antara Hoseok dan Jimin tidak perlu bergerak banyak untuk menatap Jimin. Cukup menolehkan kepalanya dan Jimin sudah tertangkap oleh retina matanya.

Jimin terdiam. Mata kecilnya bergerak-gerak pelan saat bersitatap dengan Sena. "Kau tidak ingat pada apa yang sudah dia lakukan padamu?"

"Aku masih ingat. Tapi apa aku harus membencinya? Dia sudah merawatku sejak kecil, tidak ada alasan bagiku untuk membencinya."

Gadis yang terlalu baik, pikir Jimin detik itu juga. Ia pun menghela napas, mengaku kalah dari Sena.

Tiba-tiba Yoongi muncul dari pondok. Hoseok-lah yang pertama kali melihatnya. Pangeran berhidung mancung itu mengerutkan dahi melihat bekas pukulan di wajah hyung-nya.

"Kau habis berkelahi dengan siapa, Hyung?"

Sontak Sena dan Jimin yang mendengarnya pun menoleh. Jimin juga tampak terkejut melihat memar kemerahan di pipi putih Yoongi. "Tidak mungkin Taehyung yang memukulmu 'kan?"

Yoongi sama sekali tak menggubris dua saudaranya. Mata sipitnya terus menatap lurus pada Sena yang tampak sama terkejutnya seperti yang lain. Dia kemari hanya ingin bertemu Sena.

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang