Chapter 24

421 48 1
                                    

"Aku tidak pernah membayangkan akan melakukan ini dalam hidupku."

Yoongi menciduk air dari timba lain kemudian menyiramkannya ke seluruh rambut hitam Sena. Lantas ia pun menggunakan tangannya untuk menyisir rambut itu agar busa-busanya cepat hilang.

"Sayang sekali aku tidak membawa kamera. Kalau aku membawanya sudah pasti aku akan mengabadikan pemandangan ini. Lalu kutunjukkan pada orang-orang, inilah aib seorang Min Yoongi."

Pangeran berkulit nyaris albino itu cepat-cepat menciduk air lagi dan menyiramkannya ke muka Jung Hoseok. Sena yang melihatnya terpingkal. Jimin yang duduk di sebelah Hoseok hanya meringis melihat nasib hyung-nya yang satu itu.

"Beraninya menyebut ini aib. Ini bentuk cintaku ke si tarzan, arro?"

Sena buru-buru memukul lengan Yoongi karena dengan seenaknya menyebut dia sebagai tarzan. "Aku ini punya nama! Haruskah kuperkenalkan lagi siapa namaku?"

"Akh ... tanganmu kecil tapi keras sekali. Ne ne ne, namamu Oh Sena, yang tidak pernah keramas seperti tarzan."

"Yaa!"

Jimin tersenyum tipis melihat perdebatan kecil kedua orang itu. Bolehlah menyebut dia iri karena memang itulah yang terjadi. Meskipun dia tidak bisa segamblang pernyataan cinta Yoongi, setidaknya dia ingin merasakan bagaimana manisnya berinteraksi ala love hate dengan gadis itu.

Setelah sesi kejar-kejaran tadi, Sena akhirnya tidak protes untuk dikeramasi oleh Yoongi. Sudah jelas tidak mungkin mereka melakukannya di kamar mandi. Maka dari itu di sinilah mereka sekarang, di tepi sungai depan pondok Sena bertemankan Jimin dan Hoseok.

Hari sudah nyaris gelap. Sisa-sisa raja siang masih ada di langit, berwarna oranye nyaris ungu. Namun keempat orang ini masih betah di sana.

Sena sibuk bermain-main bunga dandelion sambil menunggu Yoongi selesai membilas rambutnya. Sementara Hoseok sibuk dengan pikirannya sendiri sambil mengamati perubahan warna langit. Di sisi lain, Jimin menatap lurus pada sejoli di depannya dengan menenggelamkan setengah wajahnya di lipatan kakinya.

"Makan malam datang!!"

Tiba-tiba saja Seokjin dan Jungkook datang dari arah gerbang pondok. Masing-masing dari mereka membawa baki besar berisi beberapa sate ikan bakar. Keduanya menghampiri empat orang itu berada, lantas menyimpan dua baki besar itu di atas sebuah batu besar yang memiliki permukaan datar.

"Jungkook-a, ajak Namjoon dan Taehyung kemari," perintah Seokjin begitu mereka menyimpan baki itu di sana. Jungkook menurut, dia langsung berlarian riang memasuki pondok untuk menjalankan perintah.

Sementara itu Seokjin menoleh pada Yoongi dan Sena yang masih bergeming pada kegiatannya. "Yaa, cepat selesaikan. Ikannya tidak akan enak kalau sudah dingin."

"Ya, sebentar lagi," balas Yoongi dengan tenang. Ia kembali menggunakan jari-jarinya untuk menyisir rambut basah Sena. Busa sudah tidak ada di rambut gadis itu, sekarang tinggal hanya mengeringkan saja. Diraihnya handuk yang sejak tadi bertengger di bahunya lantas menggunakannya untuk membungkus kepala Sena. Semua proses itu baru selesai tepat saat Namjoon dan Taehyung datang.

Namjoon yang berjalan di belakang Jungkook dan Taehyung langsung berhenti di tempat begitu retinanya mendapati Yoongi yang tengah mengusap-usap kepala Sena yang dibungkus handuk. Yoongi sepertinya tidak menyadari kehadirannya. Pangeran berkulit putih pucat itu bergegas pergi sambil membawa timba berisi air bekas prosesi keramas Sena. Sementara Sena memutar badan dan merangkak menghampiri Seokjin.

Namjoon menghela napas. Ia pun melanjutkan langkahnya dengan gontai menghampiri pangeran tertua yang kini tengah dikelilingi pangeran-pangeran lain termasuk juga Sena. Sebenarnya masih ada tempat kosong di sebelah Sena, tapi dia malah duduk di belakang Jungkook dan Taehyung, menyembunyikan diri.

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang