Chapter 6

537 65 3
                                    

Satu malam telah dihabiskan di rumah itu. Paginya, mereka harus rela dibangunkan lagi dengan suara menggelegar ala Sena dengan suara lonceng sebagai backsound-nya. Kali ini mereka tidak lagi memanen sayuran atau buah-buahan, tapi memberi pupuk mereka dengan pupuk kandang yang sudah didiamkan selama berminggu-minggu. Pekerjaan ini jauh lebih menyebalkan dari sekadar memanen. Karena para pangeran harus rela menghirup aroma sedap dari pupuk-pupuk itu saat kegiatan memupuk berlangsung.

Setelah itu, dilanjutkan dengan memberi makan hewan. Sekarang semuanya sudah diberi tanggung jawab, jadi Sena hanya perlu berjalan-jalan untuk memantau saja. Hoseok masih takut-takut saat akan masuk kandang wolfdog, karena Yoongi masih belum sepenuhnya pulih terpaksa dia harus masuk sendiri. Jimin juga begitu, tapi Jimin sangat bisa diandalkan. Sena mengajarinya cara mencukur bulu domba, lalu sisanya Jimin yang mengurus. Menjelang tengah hari, urusan kandang dan kebun akhirnya selesai. Sekarang semuanya berkumpul di tepi sungai depan pondok untuk mencuci baju.

"Apakah aku harus mencuci juga?" keluh Taehyung sambil duduk di atas batu. Sebenarnya dia sudah pulih, tapi dia mengantuk karena Sena tidak membiarkannya tidur lagi setelah bangun.

"Tentu saja, memang siapa yang akan mencucikan bajumu," ketus Sena seraya membagikan satu bungkus detergen pada tiap-tiap orang. "Gunakan ini dengan baik. Jangan habiskan dalam sehari, berhematlah agar bisa digunakan minimal sampai minggu depan. Kalau ada yang sampai menghabiskannya, konsekuensi, kalian harus mencuci tanpa detergen. Oke, sekarang lakukan."

"Yaa! Kau mau kemana?!" pekik Yoongi saat Sena akan memasuki pondok.

"Tidur."

"Yaa!!!"

Protes dari para pangeran itu hanya masuk telinga kiri lalu keluar dari telinga kanan. Meski kesal, pangeran-pangeran itu akhirnya mencuci baju seperti yang disuruh.

"Dia enak-enakan tidur sedangkan kita di sini harus menguras keringat melakukan hal yang tidak elit ini," keluh Hoseok sambil memenuhi ember bajunya dengan air. Lalu dengan hati-hati memasukkan segenggam deterjen ke dalamnya.

"Ibuku saja tidak pernah memaksaku melakukan ini." Bukannya segera mencuci, Jungkook justru bermain air dengan kakinya. Dia tersenyum melihat ikan berwarna-warni langsung mengerubungi kakinya.

"Hey sudahlah. Cepat selesaikan setelah itu kita bisa makan dan tidur." Jimin, bukan yang paling tua tapi dia cukup dewasa dari yang lain. Dengan penuh semangat dia pun mulai mencuci baju-bajunya. Sebenarnya dia tidak begitu tahu caranya mencuci baju tapi dia tahu bagaimana cara membasahi baju, menyikat baju dan yang terpenting adalah memerasnya.

Sementara itu Yoongi, Taehyung dan Namjoon bekerja dengan ogah-ogahan. Ini bukan pekerjaan pria, ini bukan pekerjaan pangeran, ini bukan pekerjaan elit.

"Aish! Kapan busanya akan hilang?!!" pekik Yoongi sambil membanting bajunya ke dalam ember sampai airnya bermuncratan ke wajah yang lain.

"Yaa! Busanya masuk ke mataku, bodoh!!" Taehyung buru-buru membersihkan wajahnya dengan air sungai.

"Yaa? Kau berani bicara begitu padaku?!"

DUG!

Dengan santainya Yoongi menendang pantat Taehyung sampai pria itu tercebur ke sungai. Yoongi tertawa bahagia. Tapi tawa itu tidak bertahan lama karena seseorang tiba-tiba mendorongnya dan membuatnya tercebur ke sungai bersama Taehyung.

Kim Namjoon, pangeran keempat, menunjukkan dua lesung pipinya sambil mengangkat ibu jari.

Yoongi yang terlanjur kesal pun memukul air ke wajah Namjoon. Sementara Taehyung, diam-diam bergerak mendekati Namjoon dan BYUR!

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang