Taehyung dan Sena buru-buru melepaskan diri tanpa perlu pikir panjang lagi. Taehyung membersihkan punggung tangannya yang berwarna kecokelatan karena berguling-guling tadi. Barulah terlihat bahwa ada banyak sekali lecet di kulitnya. Menggigit bibir bawahnya gugup, ia pun langsung menyembunyikan tangannya di belakang tubuh. Berusaha terlihat baik-baik saja.
Yoongi memandang keduanya dengan dahi berkerut. "Bisakah salah satu dari kalian menjelaskannya padaku?"
Sena menatap Yoongi dan Taehyung bergantian. Sambil menghela napas ia melepas ikat rambutnya hingga rambut panjangnya berurai. "Kalau kau mengharapkan sesuatu yang romantis, aku minta maaf. Dia hanya tak sengaja menabrakku lalu kami berguling-guling dan jadilah apa yang kau lihat barusan. Kau sendiri, kenapa kemari? Mana anak-anakku?"
"Ah, mereka pergi mengerjar hyung," jawabnya santai, sangat santai bahkan. "Aku lelah sekali, bolehkah aku kembali ke pondok?"
Ekspresi gadis itu tampak tidak bersahabat. "Kau lelah? Lalu menurutmu aku tidak? Enak saja minta dispensasi. Permintaanmu kutolak. Kalau kau lelah bermain dengan anak-anakku, sekarang ikut aku ke hutan mencari makan mamalia."
Yoongi melotot tak suka. "Wae? Kenapa harus aku yang mencari? Kau bisa menggiring mereka ke sana dan membiarkan mereka mencari sendiri. Mereka bahkan punya kaki."
"Ini bukan masalah mereka punya kaki atau tidak. Mereka itu hewan. Mereka itu tidak tahu apa itu yang benar dan apa itu yang salah."
"Lalu? Kau berniat menjadi guru mereka?" potong Yoongi cepat.
"Aish, maksudku kita sebagai manusia, makhluk yang lebih pintar, harus bisa membantu mereka ke jalan yang benar. Bagaimana kalau mereka tanpa sengaja makan makanan beracun? Kau mau tanggung jawab?"
"Kenapa aku?" seru Yoongi tak terima.
Sena meniup poninya. "Kalau begitu ayo berangkat sekarang. Hei egois, kau cari satu Herder dan beri dia ikat leher. Mereka berdua juga. Kau akan ikut kami setelah ini. Kutunggu 10 menit."
Setelah bicara begitu Sena langsung menarik lengan Yoongi untuk pergi dari sana. Ah bukan 'menarik', lebih tepatnya menyeret. Entah sekuat apa fisik Sena tapi Yoongi yang sedikit lebih tinggi darinya saja tampak terseok-seok. Mereka sedang menuju gudang penyimpanan.
Sementara itu, Taehyung memalingkan pandangannya pada dua wolfdog yang sekarang sedang duduk tenang sambil mendongak padanya. Ia mengerjap-ngerjap, lalu tersenyum. "Ayo kita jalan-jalan."
--
Sena, Yoongi dan Taehyung sekarang sudah berada di hutan yang berseberangan dengan pondok Sena. Masing-masing dari mereka membawa sebuah tas butut di punggung yang berisi dua karung goni dan sebotol air. Lalu di depan mereka telah berdiri gagah tiga ekor wolfdog yang sudah terikat dengan sebuah tali berwarna hitam. Sena memegang tali yang mengikat jenis Herder, satu-satunya Herder yang mereka bawa –karena dua lainnya berjenis Husky.
Ketiganya berjalan berkelompok. Sena memimpin. Dia tampak serius melihat sekitar. Mencari tumbuh-tumbuhan yang layak dimakan oleh mamalia peliharaannya. Sebenarnya tidak sulit, toh dia sudah berpengetahuan, tapi karena ini hutan, dia agak waspada kalau-kalau ada hewan buas yang mengintai. Sementara itu, di belakangnya dua pria yang tidak berguna itu justru santai mengobrol.
"Ini belum 24 jam tapi aku sudah merasa kalau aku telah hidup bertahun-tahun di sini," ujar Yoongi sambil menguap lebar sampai matanya berair.
Taehyung yang berjalan di sebelahnya juga tak jauh beda. Ini baru tengah hari tapi matanya sudah memaksa untuk terpejam. "Aku ingin sekali membunuh Sejin setelah kita kembali ke istana. Dia dengan seenaknya membuang kita kemari, sedangkan dia menikmati kemewahan di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Hwarang [completed]
FanfictionKetika kau diberi pilihan; kekuasaan, persaudaraan atau cinta?