Chapter 25

455 53 1
                                    

Hal yang disyukuri Sena saat membuka mata keesokan harinya adalah dia masih bisa melihat rupa ketujuh pangeran. Semenjak kedatangan rombongan istana ke pondoknya, dia takut jika tak bisa melihat ketujuh pangeran –yang menyusahkan tapi sangat disayanginya itu lagi. Dia sangat takut jika seandainya ajudan kerajaan membawa ketujuh pangeran pergi saat dia tidur.

Begitu dia keluar dari kamarnya, masih dalam keadaan rambut berantakan dan wajah kusam, dia langsung memeluk satu persatu pangeran di pagi itu. Seokjin menerima pelukannya dengan senang hati, bahkan pria itu memeluk balik. Yoongi? Oh kalau dia jangan ditanya, sudah pasti dia overacting sampai-sampai tak membiarkan Sena lepas dari pelukannya –seandainya Sena tidak menggigit bahunya sampai merah. Hoseok yang tidak pernah dipeluk jelas terkejut begitu dapat pelukan. Dia cepat-cepat mendorong Sena menjauh lantas menyilangkan tangan di depan dada, menatap Sena curiga. Namjoon menerima pelukan dengan senyum hangat dan tak lupa kecupan singkat di dahi Sena, tanda cinta yang sukses membuat Sena merona di pagi itu.

Lalu Jimin, meskipun dia sudah pernah dipeluk oleh Sena, tapi ini adalah pelukan pertama mereka secara individu –karena sebelumnya dia dipeluk Sena bersama dengan Taehyung. Tanpa sepengetahuan si gadis, dia membalas pelukan sambil diam-diam meresapi aroma kasur yang masih menempel dalam tubuh Sena. Bibirnya mengucapkan sesuatu, namun tak ada suara yang keluar dan tak ada yang tahu karena setengah wajahnya tertutup oleh rambut Sena.

"Saranghae."

Seandainya Sena bisa mendengarnya, mungkin Sena akan dibuat merona untuk kedua kalinya di pagi ini.

Taehyung sendiri menerima pelukan dengan seadanya. Dia hanya melingkarkan satu lengannya di pinggang Sena dan menepuk punggung gadis itu sebagai tanda bahwa dia menerima pelukan tersebut. Dan saat Sena tersenyum padanya, dia hanya mengangguk singkat.

Dan terakhir adalah Jungkook. Sama halnya seperti Hoseok. Dia tidak pernah dipeluk oleh Sena dan ini adalah pertama kalinya. Kedua matanya yang lebar makin melebar begitu Sena berhasil menjangkau lehernya dan memeluknya erat. Buru-buru dia melepaskan pelukan Sena ketika dilihatnya Namjoon yang tiba-tiba muncul.

"Hyung! Itu bukan aku yang mulai. Sungguh! Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Dia yang memelukku duluan, bukan aku. Serius!"

Namjoon yang tahu apa maksud Jungkook pun tergelak. Dia sangat sangat menikmati wajah ketakutan bercampur innocent dari si maknae. Begitu pula dengan Sena yang tertawa karena kelucuan yang dibuat Jungkook.

Sebenarnya kemunculan Namjoon tiba-tiba bukan untuk menangkap basah Sena yang sedang memeluk Jungkook. Ada sesuatu yang ingin dia lakukan, dan itu bersama Sena. Begitu Jungkook sudah tidak bersama mereka, ia pun mendekati Sena dan membawa Sena ke dalam pelukan.

"Mwohaseyo?" tanya Sena sambil melingkarkan kedua lengannya di lingkar pinggang Namjoon.

"Aku ingin pelukan lagi."

"Bagaimana kalau yang lain lihat?"

"Apa peduliku?"

Sena terkekeh sembari menenggelamkan wajahnya di dada bidang Namjoon. Pagi yang dingin akan lebih enak jika berada di rengkuhan seorang Kim Namjoon, hangat.

"Senang masih bisa melihatmu lagi, Oh Sena."

"Aku juga, Orabeoni."

Namjoon mengangkat kedua alisnya bingung. "Apakah itu panggilan kesayangan untukku?"

"Hm. Uri orabeoni hanya Kim Namjoon."

Namjoon tersenyum sampai lesung pipinya mencuat. Ia pun mencium puncak kepala Sena. Inginnya sekilas, tapi tidak jadi karena bau rambut Sena sangat wangi. Andaikata Namjoon tahu kalau itu adalah aroma dari shampoo anjing, mungkin dia akan mencincang Yoongi saat itu juga.

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang