Chapter 4

712 86 6
                                    

Keluar dari kandang wolfdog, pemandangan mengesalkan langsung terlihat dari dua kandang hewan besar berkaki empat yang ada di kanan kiri tempatnya berdiri sekarang. Si bungsu dan Namjoon yang dipanggilnya monster benar-benar payah dalam mengurus kandang. Lihatlah, si bungsu justru dengan santainya duduk di punggung kuda putih kesayangannya, sementara di sisi lain Namjoon malah menepuk-nepuk perut gendut sapi perahnya.

BRAK!

Timba berukuran besar yang dipegangnya itu sengaja dia banting ke tanah hingga menimbulkan bunyi nyaring. Dua pria di sana langsung menoleh. Jungkook buru-buru turun dari punggung kuda, Namjoon segera mengambil selang air dan berpura-pura membasahi tubuh sapi perahnya.

"Apa yang sedang kau lakukan di atas punggung Tori, huh?" serunya pada Jungkook sembari bersungut-sungut menghampiri pria yang sedang berdiri ketakutan itu.

"A-aku sedang ingin mencoba menunggang kuda."

Sena meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Oh ... begitu? Lalu bagaimana rasanya menunggang kuda?"

Jungkook langsung mendongak, menunjukkan matanya yang bulat dengan ekspresi ceria khas anak kecil. "Wah ... keren sekali. Rasanya ... rasanya hebat! Apakah aku boleh berjalan-jalan dengannya?"

Gadis itu menghela napas. "Bodoh" gumamnya.

"Ya?"

Ia menggeleng. "Tidak, bukan apa-apa. Dengar bungsu, di sini kau itu kusuruh untuk membersihkan kandang. Tahu artinya membersihkan kandang?" Ia pun berbalik, meraih sebuah pembersih lantai dengan pegangan kayu. Lalu kembali menghadap Jungkook sambil menyerahkan benda itu. "Pegang ini, arahkan kotorannya ke sebelah sana."

Pria itu meraih benda tersebut ragu-ragu. "Bagaimana caranya?"

Lagi-lagi Sena menghela napas. Niatnya ingin mencuci timba besar lalu pergi menemui Taehyung dan Jimin, malah terdampar kemari untuk mengajari si bungsu polos tentang bagaimana caranya membersihkan kotoran kuda. Untungnya si bungsu belajar dengan baik, setelah menurutnya beres, ia pun pergi ke kandang sapi untuk melihat sejauh mana pekerjaan yang sudah dilakukan Namjoon.

"A-aku tidak tahu bagaimana memerah susunya." Entah bagaimana wajah pria itu memerah. "Bukannya itu bagian perempuan ya?"

BLETAK!

Sena langsung menarik Namjoon untuk mendekati sapi betina warna hitam dan putih yang berdiri di paling ujung. Sapi yang diberi nama Debi itu hanya melirik mereka dengan wajah datar.

Gadis itu tampak sedang membisikkan sesuatu pada telinga kiri Debi. Namjoon memperhatikan sambil sesekali melirik ambing Debi yang bergerak-gerak. Gadis itu pun beranjak ke bagian belakang kandang untuk mengambil tali. Diperhatikannya Sena yang sedang mengikat sapi itu pada tiang penopang. Setelah beres, gadis itu berlarian ke pondok. Cukup lama Namjoon menunggu sampai gadis itu kembali dengan sebuah ember berisi air mengepul yang berwarna kebiruan. Entahlah air apa itu, tapi dari baunya Namjoon berpikir kalau itu adalah air sabun. Air itu digunakan untuk membersihkan puting sapi. Ia begitu telaten. Sayangnya Namjoon justru berpikiran yang tidak-tidak soal bagian itu.

Tahu-tahu Sena sudah menariknya untuk berjongkok di sebelah gadis itu yang akan bersiap untuk memerah susu.

"Tetap di sini dan perhatikan aku," ujarnya sebelum memulai kegiatan.

Sena menjelaskan tentang bagaimana tips yang tepat untuk mengeluarkan susu. Dia terus mengoceh sambil memerah susu Debi. Namjoon memang tampak mendengarkan dengan baik, tapi terkadang dia teringat hal-hal dalam adegan film dewasa. Dia akan menggeleng cepat saat teringat hal seperti itu. Dahinya mengernyit ketika Sena terus memerah sapi meski 10 menit sudah berlalu.

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang