Chapter 8

539 62 0
                                    

Pada akhirnya Jungkook membawa pulang satu kelinci lagi untuk dipelihara di pondok. Dia memaksa sekali, padahal Sena sudah melarangnya karena memelihara kelinci hanya akan menjadi buronan para wolfdog-nya saja. Tapi ya sudahlah, daripada si bungsu menangis di tengah hutan lebih baik keinginannya dikabulkan.

Sesampainya di pondok, para pangeran langsung menjatuhkan diri di kamar. Seharian ini mereka sudah sangat lelah terlebih Jimin dan Yoongi yang harus membawa seekor rusa besar. Sena pun tak melarang mereka. Dia bahkan tidak menyuruh mereka membantunya menguliti rusa itu.

Saat dia akan menyembelih kelinci, seseorang tiba-tiba masuk ke gudang penyimpanan. Sena menyeka wajahnya yang berkeringat sambil melihat siapa yang datang.

"Kau serius mau menyembelih itu?"

"Wae? Kau tidak mau sate kelinci?" balas Sena balik sambil menggorok leher si kelinci itu sampai kelinci itu kehabisan napas dan mati. Seseorang yang berdiri di sana membulatkan matanya lebar-lebar melihat bagaimana Sena dengan kejamnya membunuh hewan itu.

"Tega."

Sena meliriknya, menyeringai. "Maaf, sudah terlanjur. Dia tidak akan bisa hidup lagi meskipun uratnya kusambung dengan lem."

"Dasar psikopat gila."

Sena hanya tertawa.

Orang itu yang tak lain adalah Jungkook mengusap matanya yang mulai berair. "Awas saja kalau kau membunuh kelinci yang itu."

Kelinci yang diambil Jungkook tadi diletakkan di sebuah kandang kecil di sudut gudang penyimpanan. Kelinci itu tengah menikmati potongan wortel yang barusaja dimasukkan oleh Sena. Ekspresinya datar-datar saja saat melihat seorang temannya sudah pergi ke surga.

"Kelinci itu terlalu kurus, dagingnya pasti sedikit. Mungkin kalau dia sudah gendut seperti ini...."

"ANDWAE!"

Sena mengerjap-ngerjap.

"Kau tidak boleh membunuh kelinci itu! Sekalipun tidak boleh! Meskipun badannya sudah gendut tetap tidak boleh! Tidak boleh! Tidak boleh! Tidak boleh!"

Sena pun terkekeh. "Arasseo. Aku juga tidak begitu suka daging kelinci."

Jungkook pun melipat kedua lengannya di depan dada sambil cemberut. Belum satu menit, "hei, kapan sate kelincinya jadi?"

"Setelah kau membantuku menguliti hewan ini."

"Ekhem. Bagaimana cara mengulitinya?"

Sena meliriknya sebentar, menyeringai usil. Jungkook pun membuang pandangannya sambil mengusap tengkuk. "Dia sudah mati, jadi apa gunanya menangisi dia segala. Ekhem, lagipula aku ingin cepat makan satenya."

Akhirnya malam itu Jungkook pun membantu Sena menguliti kelinci sampai membuat puluhan tusuk sate daging kelinci.

Krrtk krrtk!

Jungkook otomatis menoleh. "Suara apa itu?"

Sena pun menggerakkan kepalanya ke kanan sampai terdengar bunyi itu lagi. Jungkook menatapnya ngeri. "Kau ini robot?"

Gadis itu tersenyum. "Dasar. Ini suara sendi. Coba kau lakukan."

"Ah shireo! Memang kau akan tanggung jawab kalau leherku putus?"

"Lebay," cibir Sena. "Lehermu baru putus kalau aku menggorokmu dengan ini." Ia pun menunjukkan golok bekas menggorok leher si kelinci itu ke depan wajah Jungkook secara tiba-tiba.

"YAA! TIDAK LUCU! SINGKIRKAN ITU!"

Sena tertawa lepas.

--

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang