Chapter 2

990 74 2
                                    

TENG TENG TENG!!!

"SEMUANYA BANGUUUN!!!"

Ruangan yang semula damai-damai saja perlahan menjadi ramai oleh suara erangan ketujuh pria yang menghuninya. Nyaris tidak ada satupun dari mereka yang beranjak bangun.

Sena mendengus. Mengangkat kembali lonceng logam milik mendiang sapinya, memukulnya dengan sebuah tongkat besi.

TENG TENG TENG TENG!!!

"Aaaargh!! Hentikan suara itu!!" Min Yoongi menjadi orang pertama yang beranjak duduk. Bibir tipisnya ngedumel tidak jelas sambil mengorek telinga dengan jari kelingking. Telinganya menjadi yang paling dekat mendengar suara lonceng itu.

"Lima menit lagi~~ aku baru tidur dua jam~~" keluh Taehyung yang hanya membalikkan badan ke sisi lain, merentangkan kaki dan tangan kanannya ke tempat Yoongi.

"Tidak ada pengecualian! Sekarang juga cepat bangun!"

Teriakan Sena hanya masuk telinga kanan lalu keluar dari telinga kiri. Masih bagus Hoseok mau duduk meski matanya masih lengket menempel. Parahnya, Seokjin dan Namjoon malah memeluk Jungkook yang ada di antara mereka. Bagaimana Sena tidak geram coba?

"Kalian lebih memilih kubangunkan apa dibangunkan Kobam? Atau si katak Frogie? Si kucing Yum?"

"Jangan!!" Jungkook seketika duduk. Yang otomatis membuat Seokjin dan Namjoon tersentak kaget. "Jangan bawa kucing kemari!" lanjut pangeran termuda itu sambil melambaikan kedua tangannya.

"Ah ... kau tidak seru," omel Seokjin seraya duduk. Dia mengangkat kepalanya, dengan kondisi mata setengah terpejam, dia menatap Sena kesal. "Berapa usiamu, huh?! Berbicaralah yang baik padaku! Aku ini oppa! Oppa!!!"

Namjoon, diikuti Jimin dan yang terakhir Taehyung, juga ikut duduk seperti yang lain.

"Mataharinya bahkan masih belum tampak. Lihat! Langitnya juga masih gelap." Semua pandangan tertuju pada satu-satunya jendela di sana. Semuanya mengangguk, setuju dengan kata-kata Namjoon.

"Slow motion saja, nona," ujar Taehyung yang lebih terdengar seperti orang menggerutu. "Kami akan bangun sendiri kalau sudah waktunya."

"Di sini akulah rajanya," ucap Sena tiba-tiba sambil berkacak pinggang di depan mereka. Selain lonceng dan tongkat besi, ternyata dia juga sudah siap dengan topi caping dan setelan berkebun –atasan kaos tipis berwarna cokelat pudar dan celana panjang kain motif bunga-bunga biru. Ia menatap satu persatu para pangeran yang kini lebih terlihat mirip gelandangan dengan wajah angkuhnya.

"Pagi ini, kalian harus bekerja untukku di kebun. Ada banyak sayuran dan buah-buahan yang sudah masuk musim panen. Dan aku membutuhkan kalian untuk melakukan semua itu. Tidak ada pengecualian," Sena mengambil napas dalam-dalam. "Atau kalau tidak, kalian semua akan mendapat hukuman dariku. Dari sini ada pertanyaan?"

Jimin angkat tangan. "Bisa kau sebutkan apa hukumannya?"

Sena menjentikkan jari. Dia tahu pasti salah satu dari mereka akan menanyakan pertanyaan itu. "Aku senang kau bertanya, Tuan muda." Ia menyeringai melihat beberapa pangeran mulai menyalahkan Jimin. "Karena hukumannya, kalian harus membersihkan kandang sapi, kuda, kambing, domba, ayam dan serigala milikku. Aku sudah tiga hari ini tidak membersihkan kandang sapi, empat hari kandang kuda, dua hari kandang kambing dan domba, seminggu kandang ayam dan sehari kandang serigala. Yah ... karena aku sibuk jadi kemungkinan besar poop mereka sudah menggunung."

"Sapi? Kenapa kami harus membersihkan kandang sapi?" sewot Yoongi begitu mendengar nama sapi disebut. Faktanya, dia memang sedikit trauma dengan sapi. "Kenapa juga itu harus jadi hukuman?! Itu pekerjaanmu!"

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang