Seokjin sekali lagi menatap kedua pangeran di depannya secara bergantian. Kemudian dia pun menghela napas.
"Sekarang apa lagi?" dengusnya dengan nada lelah. "Kalian ini seperti anak kecil saja."
"Aku hanya tidak terima hyung ini mencuci rambut Sena dengan sampo anjing. Memangnya Sena yang sebesar itu terlihat seperti anjing?!" sahut Namjoon sambil melirik Yoongi dengan kesal.
"Aku tidak bilang begitu!" sergah Yoongi cepat. "Aku hanya memakai produk untuk anjing, bukan menganggapnya anjing."
"Sudah tahu itu produk anjing kenapa kau tetap menggunakannya?!" bentak Namjoon tak terima.
"Itu karena dia tidak punya sampo! Dia juga tidak punya sabun! Pakai deterjen juga tidak mau! Kau pikir aku sengaja melakukannya?!" Yoongi pun tak mau kalah. Meski badannya kalah besar, dia sama sekali tidak gentar saat menantang Namjoon.
"Kalau memang tidak ada, tidak usah memaksakan!"
"Kau itu tidak tahu bagaimana baunya rambut si tarzan itu. Berterima kasihlah padaku karena kau tidak mencium bau kotoran sapi saat mencium rambutnya!"
Namjoon terdiam, ingin sekali dia membalas perkataan Yoongi namun apa daya dia tidak punya sebaris kalimat bantahan di kepalanya. Sejujurnya, dia sudah tahu bagaimana aroma asli rambut Sena. Dia pernah mencium rambut Sena saat mereka sedang tersesat di hutan.
"Sudah sudah, aku mengajak kalian kemari bukan untuk berdebat." Seokjin pun bersuara untuk menyudahi perdebatan mereka. Kemudian dia meraih tangan kanan Namjoon dan Yoongi. "Sekarang, kalian harus berbaikan. Ayo."
"Shireo!" bantah Namjoon dengan cepat sambil menarik tangannya. "Aku tidak akan memaafkan orang yang sudah menggunakan produk anjing pada kekasihku."
Yoongi mendengus sinis. "Kekasih? Atas dasar apa kau mengaku seperti itu?!"
"Toh mau dilihat dari sisi mana pun aku sudah menang darimu, Hyung!"
"Kau bahkan belum menikahinya! Selama kalian belum menikah, tidak ada siapa pun di antara kita yang menang, Kim Namjoon."
Namjoon menggeram marah. Sebelum Seokjin berhasil meraih tangannya lagi, dia pun segera berdiri. Menatap Yoongi tajam lalu beranjak pergi.
"Yaa! Kim Namjoon!!" teriak Seokjin keras. Namun Namjoon sama sekali tidak berhenti.
"Yaa!" Kali ini Yoongi yang berteriak.
Tahu-tahu, Namjoon terjungkal dan BRUK! Terbaring sudah dia di tanah.
Seokjin dan Yoongi pun bergegas menghampirinya.
"Makanya kalau dipanggil itu jawab!" ketus Seokjin dengan wajah kesal. Ia pun meraih satu tangan Namjoon dan menariknya kuat. Akan tetapi bukannya segera bangun, Namjoon justru bersikeras tetap dalam posisi tengkurap di atas tanah. Seokjin pun jadi makin kesal. "Yaa! Bangun! Jangan tidur di sini!"
Di sisi lain, Yoongi dengan arogannya melipat kedua lengan di dada, menatap Namjoon datar. "Marah ya marah, tapi kalau jalan itu lihat-lihat. Bangun. Aku tahu kau malu, tapi jangan membuat dirimu makin memalukan di situ."
Namjoon pun akhirnya membiarkan tubuhnya ditarik ke atas oleh Seokjin. Wajahnya tampak tertekuk, dalam artian menahan malu. Dengan canggung dia pun berdiri sambil membersihkan tanah di pakaiannya.
Melihat tingkah Namjoon yang sedikit menggemaskan. Yoongi pun tersenyum tipis. Ia menepuk punggung pria itu sebelum berujar, "mianhae. Aku tidak akan lakukan apa pun lagi pada kekasihmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Hwarang [completed]
FanfictionKetika kau diberi pilihan; kekuasaan, persaudaraan atau cinta?