Chapter 30

588 49 0
                                    

A present to you. #MyBirthday #MyDay #AgustDDay

Sena mengangkat satu tangannya selevel dagu, menampung jatuhan daun kering yang terlepas dari ranting setelah tertiup angin. Dipandanginya kosong daun kecokelatan tersebut, lalu meremasnya dan menjatuhkan serpihan-serpihan daun tersebut ke gaunnya.

Gaun putrinya yang berwarna krem jadi kotor. Namun ia tak melakukan apa pun. Hanya melihatnya tak acuh.

Tiba-tiba sepasang sepatu hitam berhenti tepat di depannya. Sepatu yang tidak ia kenali. Namun dia tahu pasti, itu adalah sepatu milik pangeran.

"Bisakah kita bicara sebentar?"

Tidak perlu mengangkat kepala. Suara itu sudah menjelaskan siapa yang datang.

Dia memejamkan mata sebentar, lantas mengangguk pelan.

"Tolong tinggalkan kami berdua," ujar si pangeran tersebut pada dayang-dayang yang sejak tadi mengelilinginya. Kemudian pangeran itu duduk di sampingnya.

Tak ada obrolan sama sekali diantara mereka sampai 5 menit terbuang begitu saja. Keduanya hanya duduk bersebelahan. Mendengar kicau burung, gesekan dedaunan kering, termasuk deru napas mereka sendiri.

Sampai kemudian keheningan itu dipecah oleh suara lembut khas si pangeran. "Kenapa kau memilihku?"

Sena tercekat. Pertanyaan itu terlalu sulit. Bahkan dia sendiri masih belum percaya jika ia telah memilih Park Jimin, bukannya Kim Namjoon yang ia cintai ataupun Min Yoongi yang sangat menyayanginya.

Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah menggeleng.

Jimin menghela napas. "Kau bisa jujur padaku. Aku tahu pasti ada alasan kenapa kau memilihku, bukannya mereka."

Jimin benar, Sena memilihnya karena suatu alasan. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membahas itu.

Ia tak mau Jimin ikut merasa bersalah.

"Kau tidak mau memberitahuku?" Jimin kembali berkicau karena dia tidak memberi respon apa pun. Dan kali ini, Sena mengangguk.

Sekali lagi Jimin menghela napas. "Baiklah. Aku tidak akan memaksa. Beritahu aku kapan pun kau siap."

Sena pikir ia tidak akan pernah siap untuk membahas hal itu. Dia takut, takut jika Jimin akan berubah dan membencinya.

"Sebenarnya...."

Sena reflek menoleh. Detik itu juga dia baru menyadari sesuatu. Bahwa Jimin ternyata semakin kurus. Sudah terhitung 7 hari sejak pengumuman penerus raja, 7 hari pula Sena berusaha menghindari Jimin, dan ini adalah pertama kalinya dia melihat rupa itu lagi. Pipi chubby-nya sudah hilang, yang ada sekarang rahangnya makin lancip, seolah sanggup membelah apel menjadi dua bagian.

"Aku masih tidak memercayai ucapanmu," lanjut Jimin sambil menatapnya dari mata ke mata. "Aku merasa bahwa ... semua ini tidak nyata. Apa yang kau katakan sangat tidak masuk akal. Kau bahkan mengindariku selama sepekan ini. Apakah kau bahkan serius dengan pilihanmu?"

Sena mungkin akan mendapat dosa besar karena telah menyakiti seseorang yang sudah sangat baik padanya. Seseorang yang tanpa sepengetahuannya berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaannya, seseorang yang diam-diam khawatir melihatnya menangis, kelelahan dan terluka. Seseorang yang hanya terlihat sebagai bayangan.

Secara tak sadar, Sena telah menyakiti tiga orang sekaligus.

Kim Namjoon yang mencintainya.

Min Yoongi yang menyayanginya.

Freak Hwarang [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang