Kenapa?

2.4K 318 49
                                    

Hari June berniat untuk menyusul Bryna di rumah mertuanya, mengingat sudah 2 hari Bryna tidak kembali ke rumah.

June menyusul Bryna bukan karena semara ia rindu pada istrinya tapi ia takut mertuany mengira ada yang tidak beres dengan rumah tangga mereka.

June keluar rumah hendak menuju mobilnya sampai Davina memanggilnya.

"Pah mau kemana?"

"Jemput ibumu"

"Ikut dong!"

"Kamu di rumah aja"

"Please pah.." Davina memohon.

"Kalo dibilang di rumah ya di rumah aja kenapa sih?" June langsung menuju mobilnya dan melajukan mobilnya cepat.

Sekarang giliran Davina yang merasakan perubahan pada papahnya.

Davina langsung menuju kamar Carrel untuk menanyakan pada kakaknya itu apakah ia merasakan hal yang sama atau tidak.

"Bang" Davina membuka pintu kamar Carrel dan mendapati kakaknya sedang bermain game.

"Hmm" Carrel masih tetap fokus dengan gamenya.

"Lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama papah?" Davia duduk di tepi kasur Carrel.

Mendengar pertanyaan adiknya Carrel langsung menjeda gamenya dan membenarkan posisi duduknya menghadap adiknya.

"Sebenernya gue males bahasnya" Carrel menyandarkan punggungnya di kursi.

"Jadi lo juga ngerasa?"

"Hm, dari pas gue jemput papah di bandara 2 hari yang lalu"

"Kok lo gak bilang gue? Apa ini ada hubungannya kenapa bunda nginep di grandma?"

"Kayanya sih gitu tapi kita gausah mikir macem-macem dulu deh biar mereka yang selesaiin urusannya"

"Tapi papah serem bang tadi gue jadi pengen nangis"

"Emang lo di apain?"

Akhirnya Davina menceritakan apa yang tadi padanya.

***

June sudah sampai di rumah mertuanya, ia keluar dari mobil dan langsung mengetuk pintu.

Tak lama pintunya terbuka dan menampilkan mertuanya, June tersenyum tipis.

"Masuk Jun" Chynta mempersilahkan June masuk.

June mengikuti langkah mertuanya menuju ruang tamu, June pun duduk di sofa.

"Bryna mana mi?" Tanya June langsung.

"Di kamar lagi ngelonin Evan"

"Mami boleh tanya?" Lanjut Chynta.

June mengangguk. Dugaannya benar pasti mertuanya ini sudah merasakan ada sesuatu yang terjadi.

"Kalian lagi ada masalah?"

"Gak ada" Jawab June singkat.

Chynta menghela napasnya sebenarnya dia tidak ingin ikut campur.

"Ada siapa--" Ucapan Bryna terhenti begitu melihat June berada di ruang tamu bersama ibunya.

Bryna langsung membalikan badannya menghindar dari June. June yang melihatnya langsung bangun dari duduknya dan menghampiri Bryna.

June menahan tangan Bryna.

"Jangan kaya anak kecil" June menguatkan genggamannya pada pergelangan tangan Bryna.

Bryna berusaha melepaskan genggaman June tapi sulit, Bryna terlalu lemas.

"Pulang" Ucap June dingin.

Chynta langsung datang menghampiri mereka berdua.

"Lebih baik kalian ngomong dulu berdua"

June langsung menarik Bryna ke halaman belakang rumah mertuanya lalu menyuruh Bryna duduk di gazebo sementara dirinya berdiri dan berdecak pinggang.

"Pulang" Ucap June sekali lagi.

Bryna masih diam. Ia hanya bisa menitihkan air matanya.

"Jangan nangis" June sedikit menaikkan suaranya. Bryna semakin terisak.

June mengacak rambutnya frustasi.

"Jangan bikin orang mikir aneh-aneh deh" June membelakangi Bryna.

"K-ka-kamu...ke-kenapa...s-sih..Jun?" Bryna membuka suaranya meski tergagap.

"Aku yang harusnya tanya kamu kenapa Bryn!"

"Suami pulang kerja bukannya di rumah malah pergi ke rumah orang tua"

"Bikin orang mikir yang aneh-aneh tau gak!" Lanjut June.

Bryna yang mendengarnya semakin terisak kuat berusah menahan rasa sesak di dadanya.

"Kamu harusnya tau kenapa aku begini" Bryna akhirnya membuka suara, ia tidak ingin terlihat lemah.

June diam.

"Kamu mau denger alesan kenapa aku gini?"

June masih diam tak bergeming, hanya sesekali mengusap rambutnya kasar.

Akhirnya Bryna menceritakan kejadian pagi itu saat dirinya berniat untuk menelpon dirinya.

"Udah ceritanya?" June menatap Bryna dingin.

Bryna tidak bisa mencerna apa yang baru saja terjadi. Kenapa respon June biasa saja.

"Sekarang pulang" June berusaha meraih pergelangan tangan Bryna namun kali ini ditepisnya.

"Gak sampai kamu mau jelasin semuanya"

"Pulang" June masih menahan kesabarannya.

Bryna masih tidak bergeming.

"Aku bilang pulang ya pulang!" Bentak June.

"Kenapa kamu jadi gini Jun?" Bryna berkata dalam isakannya.

"Harusnya aku yang tanya kenapa kamu jadi kekanak-kanakan gini! Kita bukan lagi anak kecil!"

"Cepet ambil semua barang-barang kamu sama Evan kita pulang sekarang" Lanjutnya.

June mengeluarkan sapu tangan dari kantong celananya dan memberinya oada Bryna.

"Lap dulu air matanya aku gak mau mami nanya macem-macem"

"Cepet beresin barang-barangnya. Aku tunggu di mobil"

June berjalan meninggalkan Bryna keluar dari halaman belakang dan menuju mobilnya.

Bryna masih diam di tempat dan mengelap air matanya.

"Ini mimpi kan?"

Papah June✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang