Semaleman Bryna gak bisa tidur karena Evan yang tiba-tiba jadi rewel.
Bahkan semalem Carrel sama Davina ikutan bangun gara-gara tangisan Evan yang gak berhenti.
Bryna jadi takut Evan kenapa-kenapa tapi pas di cek suhu tubuhnya masih normal.
Sampai detik ini Evan masih rewel dan gak mau tidur. Akhirnya Bryna mutusin buat telpon June.
Bryna jalan ke nakas yang ada disebelah tempay tidur untuk ambil ponselnya.
Dicarilah kontak suaminya.
Lalu ditekannya tombol hijau.
5 kali bunyi nada sambunyan berbunyi tapi June belum menjawabnya.
Dibunyi ke 7 akhirnya June menjawab panggilan Bryna.
"Ju--" Ucapan Bryna terhenti saat mendengar suara di sebrang sana.
Bukan suara June, tapi suara seorang perempuan.
"shhh hhalohh ahh"
Bryna membeku ditempat setelah mendengar suara menakutkan dari ponselnya.
"Ju...jun...june" Bryna membekap mulutnya tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
Bryna melihat layar ponselnya untuk memastikan yang ia hubungi adalah nomer suaminya.
Tapi nama yang tepampang adalah nama June.
"arghhhh"
"halohhh ishh inihh mauhh ngomonghh gahh shh ahhh"
"ehhh mashh jun--"
Bryna langsung memutuskan sambungan telponnya dan terduduk di kasurnya.
Cairan bening berhasil lolos dari matanya, ia bingung harus apa sekarang. Bryna gak percaya sama apa yang tadi dia dengar.
June gak mungkin ngelakuin yang ngga-ngga disana.
Tangisan Evan berhasil menyadarkan Bryna dari pikiran kusutnya. Bryna bangun dan menghampiri Evan.
Sebelumnya Bryna menghapus air matanya dulu agar tidak terlihat oleh anak-anaknya.
"Bun coba kasih tau papah deh" Kata Carrel.
Bryna cuma diam.
"Aku telpon deh papah bentar aku ambil hp dulu" Davina baru mau balik badan untuk ambil ponselnya tapi tangannya di tahan Bryna.
"Tadi bunda udah telpon papah katanya lagi meeting dulu"
"Kok meeting mulu sih" Protes Davina.
"Namanya juga kerja sayang" Bryna mengelus puncak kepala Davina.
"Tolong telpon grandma aja Dav bilang bunda minta anter Evan ke rumah sakit takut Evan kenapa-kenapa" Pinta Bryna.
"Kan bisa aku yang anter bun" -Carrel.
"Kalian jaga rumah aja ya"
***
30 menit kemudian mami Chynta, ibunda Bryna datang.
"Kenapa Bryn?"
"Aku juga gatau mi dari semalem rewel terus"
"June udah di kasih tau?"
"U..udah" jawab Bryna pelan.
Bryna dan ibunya langsung bertolak ke rumah sakit ibu dan anak terdekat.
Sesampainya disana Bryna langsung menjumpai dokter dan memeriksakan Evan.
Mami Chynta merasa ada yang aneh dengan Bryna hari ini. Daritadi Bryna hanya bicara jika ditanya dan kelihatan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Mami Chynta memutuskan untuk menanyakan apa yang terjadi nanti di rumah.
***
Sampai dirumah Bryna langsung membawa Evan ke kamar, Evan sudah bisa tertidur dengan nyenyak sekarang.
"Bryn"
"Iya mi"
"Mami mau tanya sama kamu"
"Tanya apa mi"
"Kita ngobrol di depan aja yuk" Mami Chynta menuntun Bryna ke ruang tv.
"Kamu daritadi kenapa? kok kaya ada beban pikiran gitu?" Tanya mami Chynta to the point.
"Gak papa kok mi" Bryna senyum tipis.
"Mami masih tau loh raut wajah kamu kalo bohong kaya gimana"
Bryna tersenyum mendengarnya, ternyata ibunya masih bisa menebak apa yang terjadi pada dirinya.
Sedetik kemudian Bryna langsung memeluk ibunya dan menangis di dalam pelukkannya.
"Jangan disembunyiin sayang"
"Mami mau kok denger cerita kamu"
Bryna menatap wajah ibunya dan menghapus air matanya.
Bryna pun menceritakan apa yang terjadi tadi pagi. Mami Chynta terkejut mendengarnya tapi ia berusaha untuk tidak menunjukan kemarahannya pada menantunya itu.
"Berpikir positif dulu jangan terlalu dipikirin kasian anakmu kalo kamu sampe sakit gimana"
"Tunggu June pulang. omongin baik-baik dan dengar penjelasannya"
"Kalo memang kejadiaanya seperti yang ada dipikiran kamu sekarang, mami gak mau ikut campur"
"Semua keputusan ada di tangan kamu.."
Bryna kembali memeluk ibunya.
Suara tangisan Bryna semakin terdengar.
Aku percaya sama kamu Jun. Batin Bryna.
.
.
.
.
EA EA EA AWEU (☞ຈل͜ຈ)☞ (☞ຈل͜ຈ)☞
KAMU SEDANG MEMBACA
Papah June✔
Fiksi Penggemar❝We love you, Papah❞ ㅡ Bryna, Carrel, Davina, Evan. ※※※ Started: 2016/07/18 Finished: 2017/07/24 ©2016, ryaonie.