"Gue turun di sini aja Na."
Luna menghentikan laju sepedanya dan menoleh ke belakang, menatap Mario yang tengah tersenyum lebar dengan dahi mengernyit.
"Kenapa?" tanya Luna bingung.
"Revano udah balik pas tadi siang, emang lebih cepet dari waktu yang seharusnya sih. Kita janjian ketemu di taman kota."
Luna menoleh dan melihat taman kota yang agak ramai yang ditunjuk Mario dengan dagunya. "Oh, oke."
Mario turun, merogoh saku celananya dan mengambil sebuah permen mint berbentuk bulat yang disusun dalam wadah kertas bulat memanjang dan memberikan benda itu kepada Luna.
"Ungkapan terima kasih gue atau ongkos gue nih, dimakan ya."
Luna tersenyum kecil. "Nggak usah lah."
"Ungkapan maaf gue juga udah tau daleman yang lo pake."
Luna mendengus, merebut permen itu dan segera ia masukkan ke dalam tasnya.
"Kok lo bisa tau model baju gue?"
Mario tampak memerhatikan laju lalu lintas seperti hendak menyeberang, lalu menoleh lagi. "Lo tau kalo Kak Lili suka Korea kan?"
Luna menaikkan alisnya, apa hubungannya?
"Terus?"
"Nah, dia suka nunjukin ke gue foto-foto artis cewek yang lagi photoshoot gitu. Pake pakaian olahraga tapi atasnya kayak kaos oblong tapi ngetat dan pendek. Katanya sih biar gue tertarik terus tobat."
Luna mengangguk mengerti. "Oh."
"Ya udah gu-"
"Eh Mar, bukannya lo sekarang mau ketemu Tiara gara-gara dicomblangin Gisel di sekolah? Setau gue dia kan ada eskul basket. Lo lupa?
Mario mengangkat bahunya tidak peduli. "Bilang aja ke Gisel kalo gue lupa," ucapnya seakan tidak peduli.
"Ya udah."
"Gue duluan ya, dadah Luna sayang!" Mario melambaikan tangan dan menyeberangi jalan dengan langkah-langkah panjang.
Luna mengembuskan napas, membuka tasnya kembali dan mengambil sebutir permen yang diberikan Mario dari sana. Lalu memutuskan untuk segera pulang dengan mengayuh sepedanya.
Mario tersenyum ketika seseorang sebayanya melambaikan tangan, cowok itu tampak santai dengan mengenakan kaus putih polos yang dibalut kemeja kotak-kotak berlengan pendek, lalu celana hitam yang hanya sepanjang lutut.
"Hei." Revano tersenyum lebar dan mengangkat alisnya ketika melihat Mario masih mengenakan seragam sekolah.
"Hei," balas Mario sambil melirik sebuah paper bag yang berada di tangan Revano.
"Lo kok masih pake seragam?" tanya Revano kemudian setelah mengajak Mario untuk duduk di salah satu bangku di sana.
"Gue belum pulang."
"Kok bisa? Lo ke sini naik apaan?"
"Naik sepedanya Luna."
Revano menunjukkan ekspresi tidak mengerti.
"Jadi gini, tadi gue sama Luna ngikutin Gisel yang lagi jalan sama Kevan."
"Kevan? Cowok yang suka sastra itu?"
Mario mengangguk. "Iya."
"Terus?"
"Ya kita ngikutin mereka sampe toko buku, tapi balik lagi naik sepedanya Luna. Gue dibonceng." Mario nyengir, membuat Revano tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight
Teen Fiction[ SELESAI ] Ini tentang mereka bertiga. Mario, Gisel dan Luna. Ini tentang mereka bertiga. Yang diam-diam menyimpan rahasia, yang diam-diam menahan sakit yang ada, yang merasa lelah raga. Ini tentang mereka bertiga. Bagaimana persahabatan mewarnai h...