Setelah Revano dan Mario pergi, Gisel semakin membenamkan diri sendiri dalam hangatnya berbaring di atas tempat tidur, terselimuti selimut tebal yang hangat. Membuat tubuhnya yang merasa kedinginan padahal suhunya cukup tinggi agak membaik.
Ponsel yang berbunyi dan bergetar gagal membuat Gisel tertidur kembali, dengan penuh penasaran ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Sempat bingung bagaimana bisa ada pesan dari aplikasi perpesanan berbasis internet yang masuk karena seingat Gisel koneksi datanya sudah dimatikan.
Gisel menaikkan salah satu alis ketika melihat bahwa Kevan lah yang mengirim pesan, tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.
Hai, Sel.
Lo udah sehat belum?
Belum ya? Eh maaf gue ganggu.Gisel terkekeh, mulai mengetik pesan balasan.
Belum, Van. Tapi sekarang sih udah mendingan, nggak selemes kemarin.
Santai aja.Gisel duduk dan bersandar di kepala ranjang. Menunggu pesan dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya yang pucat.
Benda pipih canggih alias ponsel Gisel kembali bergetar.
Istirahat aja, Sel. Gue pasti ganggu lo.
Enggak, Van. Santai aja, gue nggak keganggu kok. Udah mendingan juga.
Tapi lo nanti Senin bisa sekolah lagi kan?
Bisa kayaknya, lagian itu kan lusa. Gue pasti udah sehat lagi.
Emang lo sebenernya sakit apa, sih, Sel?
Demam biasa aja, hehe. Daya tahan tubuh gue emang lemah.
Lagi, entah untuk yang kesekian kalinya Gisel berbohong akan penyakit yang ia derita atau penyebabnya jatuh sakit. Lagipula Gisel enggan untuk terlihat lemah, meskipun sekuat apapun ia berusaha image Gisel di mata orang kebanyakan adalah si cewek gampang sakit.
Gue pengen baca puisi-puisi lo yang baru, Sel.
Gue nggak bikin lagi nih, Van. Lagi buntu otak gue, gara-gara kebanyakan makan micin kali ya.
Haha bisa jadi.
Eh lo udah makan kan?Udah lah, udah siang gini.
Oh, syukur kalo gitu.
Lo sendiri lagi ngapain, Van?
Gue lagi ngadem aja di taman belakang rumah.
Ngapain?
Enak aja, Sel. Kapan-kapan gue ajak lo ke rumah gue deh.
Oke-oke, tapi tunggu gue sembuh dulu ya.
Makanya cepetan sembuh.
Bantu doa dong.
Semoga lo cepet sembuh, Sel. Amin.
Gisel baru mengetik beberapa huruf ketika kepalanya seperti dihantam benda berat, tanpa sadar ia mengerang dan mencengkram rambut, berharap sakit itu mereda.
Tetapi baru beberapa saat kemudian rasa sakit itu hilang, napas Gisel jadi tidak teratur. Dihirupnya oksigen seolah akan hilang detik selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight
Jugendliteratur[ SELESAI ] Ini tentang mereka bertiga. Mario, Gisel dan Luna. Ini tentang mereka bertiga. Yang diam-diam menyimpan rahasia, yang diam-diam menahan sakit yang ada, yang merasa lelah raga. Ini tentang mereka bertiga. Bagaimana persahabatan mewarnai h...