Prolog

1.3K 102 107
                                    

Lombok, Nusa Tenggara Barat.
15 Juli 2012,
Gunung Rinjani.

  Menjadi saksi bisu cinta kita, cinta yang perlahan tumbuh dan akhirnya berkembang, bermetamorfosis menjadi rasa sayang.

  Kita di pertemukan saat mendaki Gunung, dan dipersatukan juga saat mendaki Gunung. Apa itu sebuah kebetulan? Sepertinya tidak, atau mungkin sebuah Takdir? Entahlah.

  Kebetulan? Sebenarnya tak ada kata kebetulan di hidup ini, yang ada hanya Takdir dan Keajaiban yang menghiasi hidup kita.

  Takdir? Iya, kata itu yang selalu terucap dari bibir seseorang sesaat suatu kejadian terjadi di dalam hidupnya. Sedih maupun senang, canda maupun tawa, luka maupun air mata dan sebagainya.

  Jika keajaiban tak datang padamu, maka buatlah keajaiban itu dengan caramu sendiri.

  "Aku? Iya aku, seseorang yang telah kau buat bahagia ketika engkau datang di kehidupanku." ucapku saat kau datang tiba-tiba dan membuat hari-hari ku jadi berwarna.

  "Kamu? Iya kamu, seseorang yang telah membuatku meneteskan air mata, sesaat engkau pergi dari hidupku." kataku lirih saat kau pergi tanpa aba-aba sambil memberiku luka yang membekas di dada.

  "Ada luka yang tak bisa aku ungkapkan, dan ada pula senyuman yang tak bisa aku hilangkan."

  "Hatiku teriris saat engkau bersamanya. Aku menangis, karena engkau bahagia dengannya. Aku egois? Iya memang aku egois, egois karena ingin memilikimu seutuhnya, namun, sudikah engkau mendengarkan penjelasan dariku di saat dunia saja tak mau memberiku waktu untuk bercerita?"

  Mungkin kalian akan berfikir aku cowok yang payah, menangisi seorang cewek yang telah pergi dari kehidupanku, cowok cemen.

  Terserah kalian mau berkata apa, tapi satu hal yang aku tekankan, aku begini, hanya karena cewek itu, berbeda dari cewek yang sering aku kencani.

  Aku playboy? Iya, tebakanmu benar sekali, sudah berapa cewek yang aku kencani namun, tak ada yang bisa membuatku merasakan Cinta seperti saat aku bersamanya.

  Cinta yang kutemukan saat bersamanya tumbuh seiring berjalannya waktu, bayangkan saja, kita bertemu disaat semua orang lebih memilih menghabiskan waktu mereka di rumah, bercerita dengan keluarga mereka, bercengkrama, menonton film, tapi apa yang kami lakukan? Kalian tau apa?MENDAKI GUNUNG.

  Kaget? Tak usah kaget, aku dan dia memang memiliki hoby yang sama, kegemaran kami adalah hal yang banyak orang lain tak suka, merepotkan, melelahkan, dan membahayakan katanya, tapi bagi kami tidak, itu hal yang menyenangkan, karena itu aku jatuh Cinta padanya, ingin memiliki dia seutuhnya dan aku sadar dialah Cinta sejatiku, sehingga aku yakin dialah yang pantas menjadi pelabuhan terakhir dari hatiku.

® ® ®

Hai haiii aku kembali dengan cerita baru hehe ,baru prolog sih, tapi semoga suka ya, enggak tau kenapa ini draf udah lumayan lama sih di pendam dan akhirnya berhasil di publish, tapi aku gak akan lupa sama cerita yang lama, jadi pantengin terus kedua cerita aku ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote, dan comment yakk.

See you❤

Salam,
Fistadewi

Romeo dan RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang