"Ketika kau diberikan sesuatu hal yang sulit untuk dihadapi, sebenarnya membuatmu tersadar akan makna sesungguhnya dari hal itu."
~XOXOX~
Jam menunjukkan tepat pukul sebelas malam ketika Romeo menginjakkan kakinya tepat di kamar bernuansa manly miliknya.
Sebenarnya lelaki itu sampai jam setengah sebelas, tetapi mamanya menyuruhnya untuk makan lebih dahulu, baru ke kamarnya untuk beristirahat.
Alhasil, lelaki itu membersihkan badannya lebih dahulu di kamar mandi di dekat dapur, baru duduk di meja makan, dan makan malam ditemani mamanya.
Romeo sebenernya sudah makan tadi saat menemani Ardilla. Namun, entah mengapa perutnya tiba-tiba keroncongan, dan minta diisi kembali. Padahal, Romeo biasanya tidak makan lebih dari jam delapan malam.
Setelah mengganti pakaiannya menjadi kaos rumahan serta celana pendek selutut, laki-laki itu lantas meraih ponselnya yang lowbat untuk di charger.
Dengan gesit lelaki bertubuh tinggi itu kemudian menghidupkan daya ponselnya ketika baterai ponselnya terisi kira-kira dua persen.
Jari-jari tangannya mulai lincah berselancar di layar ponselnya, guna mencari roomchat dirinya dengan Rinjani.
Romeo takut seandainya Rinjani menanyakan keadaan Romeo, karena sejak sore tadi lupa mengabari gadis itu yang juga sedang sibuk berlatih taekwondo.
Dibukanya roomchat antara dirinya dengan Rinjani, namun tak ada spam chat masuk dari gadis itu seperti biasanya.
Hanya ada beberapa pesan sekadarnya yang menanyakan dirinya kemana dan mengapa tidak mengabari dirinya sejak sore tadi.
Rinjani❣️: Kamu di mana Rom? Kok enggak ngabarin aku dari tadi sore? Aku kira selama aku latihan, kamu sibuk nyariin aku. Tapi, ternyata enggak sama sekali.
Isi pesan Rinjani membuat Romeo lumayan kalut. Baginya, jika sudah pesan wanita begini (biasanya) pasti menjadi pertanda buruk.
Singkatnya pesan tersebut seperti pesan keramat bagi para lelaki yang lupa dan teledor mengabari kekasih mereka.
Sedangkan sekarang, Romeo tengah berada di posisi laki-laki malang nan teledor serta pelupa yang sengaja membuat macan bangun dari tidurnya.
Bisa-bisanya dia lupa mengabari Rinjani, pacarnya sendiri, karena terlalu asik menemani wanita lain di rumah sakit.
Egois sekali bukan? Tapi Ardilla adalah temannya sejak kecil. Bahkan ia mengenalnya lebih dahulu daripada mengenal Rinjani.
Romeo sadar dirinya harus segera meminta maaf. Kemudian dengan cekatan ia mengetik angka satu, sebagai nomor yang utama di ponselnya dan tak lama munculah nama Rinjani di ponselnya.
Tut...tut....tut....
Panggilan pertama Romeo hanya menghasilkan bunyi seolah-olah ponsel itu aktif, namun tak dijawab. Kemudian ia mencoba untuk menelepon Rinjani lagi.
"Nomor yang anda tuju, sedang sibuk."
Romeo kembali menelepon Rinjani, namun, panggilan kedua darinya hanya mendapatkan balasan seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo dan Rinjani
Teen FictionUPDATE SEMINGGU SEKALI YAKK! • • • Hanya berisi sebuah kisah tentang dua remaja dengan segala permasalahan yang di hadapi mereka. Entah itu cinta, keluarga ataupun menyangkut perasaan. *** Note: BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT! SILAHKAN FOLLOW DULU PENU...