RdR - 13

311 21 114
                                    

"Jujur saja, aku rindu pada dirimu. Hanya satu yang aku ingin ucapkan. Kembalilah ke dalam pelukanku jika kau benar-benar mencintaku."

-RomeoAlfinindra

***

Hari ini hari pertama Rinjani kembali masuk sekolah. Ia merasa sudah agak mendingan sehingga berniat untuk ke sekolah.

Saat sedang menyisir rambut, ponselnya berbunyi. Tanda ada panggilan masuk dari seseorang pada aplikasi chatting miliknya.

RomeoAlfiii is calling you....

Rinjani melirik nama pemanggil, kemudian mengacuhkan panggilan dari Romeo.

Ia melanjutkan aktivitasnya yang tadi tertunda. Tak lama, ponselnya berbunyi kembali. Namun, kali ini bukan nada panggilan telepon.

Tungkling!

RomeoAlfi. : Rin, kamu beneran udah mulai masuk sekolah hari ini?

Sebuah pesan dari Romeo membuat Rinjani sedikit tertegun. Setidaknya, Romeo masih ingin tahu bagaimana keadannya saat ini.

Lebih tepatnya, keadaan hatinya yang hancur saat ini. Mungkin.

Rinjani enggan membalas pesan dari Romeo dan memilih untuk menyelesaikan menyisir rambutnya.

Namun, saat kembali mengambil sisir, ponselnya berbunyi lagi. Bahkan, saat ini terdengar beberapa kali ponselnya berbunyi.

Tungkling!
Tungkling!
Tungkling!

RomeoAlfi. : Rin, kamu kenapa? Bener kan kamu hari ini mulai sekolah?

RomeoAlfi. : Tolong jawab pesan aku Rin. Aku tau kamu udah baca pesan aku.

RomeoAlfi. : Rin, tolong jelasin ke aku kamu kenapa? Aku enggak ngerti kamu kenapa sayang. Tolong. Aku benar-benar enggak ngerti. Jangan buat aku jadi tambah kalut gini Rin.

Dengan pasrah Rinjani membalas pesan Romeo. Sebenarnya ia tidak tega berbuat seperti ini pada orang yang ia sayangi itu. Namun, apa boleh buat? Hatinya sudah kelewat hancur saat ini.

RinjaniAlmira: Aku enggak kenapa-napa kok Rom. Sumpah deh. Aku cuma lagi males aja jawab chat. Kemarin" aku silent handponenya.

Sakit. Pedih. Marah. Kecewa. Hanya kata-kata itu saja yang dapat mewakili perasaan Rinjani saat ini.

Hatinya begitu pedih dan sesak.

Miris sekali kisah cintanya, batinnya bersedih.

Tak berselang sedetik, Romeo membalas pesannya.

RomeoAlfi. : Kamu enggak bohong kan Rin? Aku tahu kamu pasti bohong. Tolong jujur sama aku. Aku jemput kamu sekarang. Tunggu aku sayang.

Kata-kata terakhir Romeo mampu menghunus hati Rinjani. Kata-kata yang sangat ia rindukan. Namun, sangat menyakitkan pula saat didengarkan.

Akhirnya, Rinjani memilih untuk diam dan menuruti perkataan Romeo. Tiga puluh menit setelahnya, Romeo datang mebawa mobil Fortuner kesayangannya, menjemput Rinjani.

Romeo dan RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang