RdR - 32

86 5 7
                                    

"Kasih jangan kau pergi.
Tetaplah kau selalu di sini.
Jangan biarkan diriku sendiri.
Larut di dalam sepi."

-Yura Yunita

Romeo dan Rinjani sampai di sekolah tepat waktu. Setelah berpamitan pada Romeo, Rinjani pun bergegas menuju ke tempat teman-temannya untuk berlatih taekwondo.

"Inget, tetap hati-hati ya Rin!" Ingat Romeo, yang mendapat dua jempol dari Rinjani.

Selama hampir satu setengah jam,Romeo  sibuk memperhatikan bagaimana Rinjani berlatih, laki-laki itu terlihat kagum. Matanya tak henti-hentinya menatap Rinjani dari segala arah.

Rinjani, gadisnya itu begitu cantik dan terlihat seksi hmm, saat bergerak sesuai dengan arahan pelatih bela diri di hadapannya.

Betapa beruntungnya ia memiliki gadis seperti Rinjani, dan cowok itu berjanji tidak akan pernah menyakiti hati Rinjani lagi.

Cukup sekali saja ia membuat Rinjani menangis, walaupun itu salah paham tetap saja ia merasa bersalah.

Jam di tangan Romeo menunjukkan pukul empat sore, yang berarti masih dua jam lagi waktu Rinjani untuk berlatih.

Saat ini gadisnya itu tengah beristirahat bersama teman-temannya yang lain. Romeo bisa melihat Rinjani berlari kecil menghampirinya.

"Capek, ya?" Tanya Romeo. Lelaki itu terlihat menyodorkan air mineral kepada gadisnya yang telah duduk di sampingnya.

Rambut gadisnya itu dikuncir tinggi-tinggi seperti ekor kuda. Keringat yang bercucuran di dahinya, membuat kecantikan gadis itu kian bertambah.

Gadis itu menerima air mineral dari Romeo kemudian meminumnya beberapa tegukan. "Enggak juga sih, hehe. Soalnya aku kan fun latihannya, jadi rasa capek juga ilang." Jelas Rinjani, setelah ia minum. Tangannya sibuk memutar tutup botol, sedangkan Romeo mengangguk paham.

"Kalau seandainya capek dan enggak kuat, jangan dipaksa ya. Aku enggak mau kamu sakit atau kenapa-kenapa," ingat Romeo. Tangannya terulur mengusap lembut puncak kepala gadisnya itu."Mau gimanapun kamu juga seorang cewek kan?"

"Siap bosku! Oh iya, enggak bosen ya nungguin aku di sini?" Tanya gadis itu. "Udah satu setengah jam loh kamu diem di sini merhatiin aku tanpa ngapa-ngapain."

Romeo menggeleng, kemudian tersenyum manis. "Enggaklah. Malah aku seneng bisa mandangin kamu terus-terusan. Pacar aku kan hebat, atlet taekwondo loh!" Puji cowok itu, membuat Rinjani memerah.

"Dasar, tomat!" batin Romeo, cowok itu terkekeh kecil.

"Bisa aja nih si dugong mujinya, pasti ada maunya yaa." Cibir Rinjani, padahal dalam hati ia sungguh kegirangan mendengar Romeo berkata-kata manis seperti itu.

Lain di bibir lain di hati.
HIYA HIYA HIYA.
*kemudian dua R menampol si author*

Romeo dan RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang