RdR - 14

292 19 65
                                    

Hayuk, diplay dulu mulmednya manteman👌

• • •

"Untuk apa menjalin hubungan kalau hubungan itu sejak awal sudah dipenuhi oleh sebuah kebohongan?"

-Rinjani Almira Gunawan-

***

"Assalamualaikum pa. Romeo dateng jenguk papa. Papa sehat-sehat aja kan di sana? Romeo rasa, papa pasti bahagia sekarang karena papa sudah berada di tempat terindah milik Tuhan." sapa Romeo kepada sebuah batu nisan di hadapannya.

Romeo duduk di dekat makam dengan sebuah batu nisan yang sangat cantik. Kini, ia sedang menatap sebuah batu nisan bertuliskan nama seorang laki-laki yang sangat ia sayangi melebihi hidupnya.

Laki-laki yang pertama kali mengenalkannya pada dunia mendaki. Laki-laki yang pertama kali mengajarinya tentang segala hal berbau otomotif.

Laki-laki yang pertama kali megajarinya bagaimana mencintai dan menyayangi seorang perempuan. Beliau jugalah laki-laki pertama dan terakhir yang mengajarinya arti ketulusan, baik itu menyayangi, mencintai bahkan memberi.

Kini, Romeo hanya mampu memandangi batu nisannya. Ia sudah tidak memiliki kesempatan untuk mendaki bersama dengan papanya seperti saat ia SMP dulu.

Ya, batu nisan di hadapannya adalah batu nisan milik papa Romeo. Yang meninggal beberapa tahun yang lalu saat mendaki Gunung Rinjani.

Karena itulah Romeo ingin sekali mendaki gunung itu, melampiaskan semuanya di atas puncak gunung tempat papanya menghembuskan napas terakhirnya.

Perlahan air mata yang Romeo bendung mulai menetes. Sekuat-kuatnya seorang Romeo, ia pasti menangis jika berkunjung kemari.

Anak mana yang tidak menangis saat menemui papanya di pemakaman? Bahkan, jika ia rindu terhadap papanya, hanya batu nisan yang dapat ia peluk dan ciumi.

Tak ada kata papa di sampingnya lagi.
Tak ada seorang laki-laki yang akan memarahinya jika melakukan gerakan beladiri yang salah. Tak akan terdengar lagi panggilan "Papa" di rumahnya, setelah kejadian hari itu.

Tak ada lagi laki-laki dewasa penyabar dan tegas seperti papanya lagi di dunia ini. Sungguh, Romeo ingin menukar hidupnya dengan papanya.

Sungguh sesak dadanya saat mengetahui papanya meninggal ketika melakukan aktivitas yang ia sukai.
Meninggalkan Romeo remaja, dan mamanya hanya berdua.

Semenjak kejadian itu, Romeo bertekad menjadi perisai dan pelindung mamanya. Ia selalu berjanji akan menjaga mamanya dari orang jahat.

Tak peduli nyawanya harus jadi taruhannya, asal satu-satunya motivasi ia hidup di dunia selalu selamat dan sehat. Cukup, papanya saja yang pergi, jangan sampai mamanya juga ikut pergi.
Jika mamanya juga harus pergi, Romeo tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada dirinya setelah itu. Pasti, hidupnya akan berantakan dan tak terurus.

Rahasia mengenai kepergian papanya untuk selamanya tak ada orang lain yang mengetahuinya. Hanya teman-teman terdekat dirinya dan sanak saudara yang tahu.

Bahkan, Rinjani kekasihnya saja ia tak sanggup memberi tahu. Ia tak mau, Rinjani mengetahui ini dan membuatnya semakin rapuh.

Romeo dan RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang