RdR - 24

175 11 20
                                    

"Kamu itu seperti hujan. Terasa menyejukkan iya, terasa menyakitkan juga iya."

🌷🌷🌷

Suasana riuh khas jam istirahat terdengar di telinga Romeo. Kini, cowok itu tengah berada di kantin untuk mengisi perutnya yang sudah meminta jatah makan siang.

Begitu bel berbunyi, cowok itu beserta sahabat-sahabatnya langsung tancap gas menuju kantin dan mendudukan diri mereka di meja dekat stan batagor.

"Pokoknya hari ini ditraktir ama bebeb Romeo! Jujun gak mau tau yah! Kalau enggak ditraktir, Jujun ngambek nih!" sesaat setelah duduk di kursi masing-masing, Arjuna membuka suara.

Seperti biasa, cowok yang tampan itu akan bertingkah konyol yang membuat ketiga sahabat lainnya merasa geli.

"Iya, bener tuh! Kemarin, waktu ulang tahun adek gue si Sherly, gue udah ditagihin traktiran sama kalian. Padahal yang ulang tahun kan Sherly. Udah gitu pas di pestanya dia, lo semua pada numpang makan banyak banget! Jadi, sekarang gantian gue yang ditraktir dong!" sahut Gio menimpali.

Cowok itu masih tidak terima kelakuan absurd bin memalukan ketiga sahabatnya, di pesta ulang tahun adik perempuannya.

"Kalau gue sih terserah gimana aja. Lagian, gue yang paling sering kalian todong kan? Capek cuy, jadi orang rich. Apa-apa yang ditodong pasti gue." Timpal Frans. Tidak lupa cowok itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Biasalah, sok kayanya kumat.

Arjuna mengambil sendok makan yang ada di meja dan mengetukkan benda itu ke kepala Frans. "Dasar suek! Sok sok'an lu dugong!" ucapnya pada Frans. Alhasil, Frans mengaduh kesakitan.

"Aduhh! Woy, apa-apaan nih? Sakit tau Jun! Awas aja lu nitip beli ayam geprek lagi sama gue gak gue mauin ya!" balas Frans pada Arjuna. Karena sebal kepalanya diketuk menggunakan sendok makan yang terbuat dari besi.

Arjuna yang mendengar kata ayam geprek langsung cengengesan. "Yee si abang, maaf ye bang maaf. Kagak diulang lagi, oke? Gak boleh gitu bang, kalau dede mau nitip yam geprek, bang Frans harus beliin ya hehehe." ucap cowok itu.

Sementara itu, Frans yang mendengarkan ucapan Arjuna memeletkan lidahnya. "Gue gak mau. Wlee!"

Romeo yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. Namun, terlebih dahulu cowok itu menghela nafas. "Ini mau sampai kapan lo berdua, ralat, bertiga kayak anak kecil hah? Kalau gini terus kita gak makan-makan lah bego! Liat tuh, udah pada banyak yang mesen, lah kita belum. Udah 7 menit istirahat, gak dapet apa-apa!" akhirnya cowok itu mengeluarkan semua unek-uneknya yang sedari tadi ia pendam.

"Ciaelah, sok-sok'an dihitung. Kerajinan amat lu tong!" nyinyir Gio."Intinya lo yang traktir ya Rom. Gih Jujun yang pesen. Gue mau batagor aja kayak biasanya, oke? Minumnya air aqua ae biar sehat walafiat. " lanjutnya kepada Arjuna.

Arjuna menoleh ke arah Gio. "Lah, kok gue? Lo dong yang mesen sana! Masa gue mulu yang jalan!" balas Arjuna tak terima. Logat laki-lakinya keluar. Tumben.

"Bener tuh Jun, lo aja yang pesen gih sana. Kalau gue batagor juga yak! Jangan lupa minumnya es teh manis!" Kini giliran Frans yang menjawab. Laki-laki itu nampaknya sibuk main game saat ini di ponselnya.

Arjuna berpura-pura menangis. "Kok kelean semua kagak ada yang manusiawi dikit aja gitu ama dede Jujun? Kelean jahat ih!"

Romeo memutar bola matanya malas.
"Drama lu gentong! Udah sana buruan mesen. Kalau kagak mesen-mesen juga gue batalin traktiran nih!"

Romeo dan RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang