"Jangan manis-manis dong, kamu enggak tau aja gimana usaha aku, buat nahan cubit pipi kamu setiap liat
kamu, bersikap manis begitu."🙋🏼♀️ 🙋🏼♀️ 🙋🏼♀️
Di jalan tidak ada yang bersuara, keduanya asik bergelut dengan berbagai macam pikiran yang terlintas di otak mereka masing-masing.
Rinjani yang berpikir bagaimana bisa dunia sesempit ini?
Lagi-lagi ia harus bertemu dengan laki-laki yang pernah membuatnya kesal setengah mati dan di saat bertemu kembali, laki-laki itu juga dalam keadaan tengah membuatnya kesal.
Sungguh, ini sebuah ketidaksengajaan atau memang disengaja oleh Tuhan? Ah, bisa saja pikiran gadis itu sedang kacau. Makanya berpikir tentang hal tidak masuk akal itu.
Sedangkan laki-laki di sebelahnya, tidak pernah berpikir untuk bertemu kembali dengan Rinjani dan harus menjemputnya seperti ini.
Mengapa dari berjuta-juta orang di dunia ini, yang harus ia jemput adalah Rinjani? Cewek tomboi dengan sikap rada ketus nan jutek itu, sedikit menyebalkan baginya.
Memang, kalau dilihat-lihat Rinjani sungguh cantik. Namun, sikapnya itu membuat Raka jadi sedikit harus menahan rasa marah ataupun kesal setiap kali bersikap baik, namun dibalas ketus ataupun jutek.
Lama tak ada yang bersuara di antara mereka, sampai akhirnya suara-suara yang dapat membuat telinga ngilu terdengar.
Kriuk kriuk....
Bisa ditebak itu suara perut yang tengah kelaparan. Dan disaat bersamaan, Rinjani memegang perutnya.
Membuat Raka yang tengah fokus menyetir menoleh dan sedikit tertawa.
"Kamu laper ya?" Tanya Raka, Rinjanipun mengangguk malu sebagai jawaban.Udah tau perut gue bunyi, ya laper lah. Goblok banget Ya Tuhan. Disaat-saat seperti ini, gadis itu masih saja bisa mengumpat.
Lagian, ini perut gak bisa diajak kompromi apa yak. Malu-malu'in banget astaga. Batinnya.
Pipi gadis itupun tampak merona, untung saja gelap. Jadi, Raka tidak akan bisa melihat Rinjani yang tengah memerah seperti kepiting rebus.
"Kenapa enggak bilang daritadi, kan saya ajak makan dulu sebelum pulang. Lagipula ini masih lumayan jauh kan? Jadi kita makan dulu bagaimana?" tanyanya, Rinjani hanya bisa mengangguk sebagai jawaban karena dirinya tengah merasa malu sekarang.
Sepertinya, dirinya sangat merepotkan Raka hari ini. Huh, menyebalkan.
Setelah mendapat anggukan dari Rinjani, cowok itu melihat-lihat ke sekeliling untuk mencari tempat makan yang sekiranya nyaman untuk mereka jadikan tempat mengisi perut.
Tak lama, mereka melihat sebuah tempat makan bebek goreng bernama "Bebek Goreng Yemelia"
"Itu ada tempat makan di kanan jalan, kalau saya ajak kamu makan bebek goreng di sana gimana? Kelihatannya enak, makanya bisa seramai itu pembelinya." Seperti biasa ia bertanya dengan kata-kata yang sopan.
"Boleh," ucap Rinjani cepat. "Gue enggak masalah mau makan di mana aja, asal enak terus murah meriah." Lanjutnya, membuat Raka tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo dan Rinjani
Teen FictionUPDATE SEMINGGU SEKALI YAKK! • • • Hanya berisi sebuah kisah tentang dua remaja dengan segala permasalahan yang di hadapi mereka. Entah itu cinta, keluarga ataupun menyangkut perasaan. *** Note: BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT! SILAHKAN FOLLOW DULU PENU...