"Hanya dengan bersamamu saja aku sudah bahagia. Namun, aku akan lebih bahagia lagi, jika aku bisa dicintai oleh dirimu. Bukan hanya aku yang mencinta."
-O-O-O-
Happy reading!
***
Tin tin..
Sebuah klakson dari mobil Fortuner milik Romeo yang mulai memasuki rumah bercat cream itu terdengar di seantero rumah. Setelah mendaratkan mobilnya dengan mulus, Romeo turun menuju ke dalam rumah Rinjani.
Mulai hari ini dan seterusnya, ia akan berangkat ataupun pulang sekolah bersama Rinjani. Ia tidak mau melihat kekasihnya itu berpergian sendiri.
Diketuknya pintu kayu itu dengan tiga kali ketukan. Tanpa menunggu waktu lama, keluarlah wanita paruh baya yang Romeo yakini adalah asisten rumah tangga di rumah itu.
"Eh?" wanita paruh baya itu sedikit terkejut, saat melihat pagi-pagi begini, sudah ada yang berkunjung ke rumah itu. Terlebih lagi yang berkunjung adalah seorang laki-laki. "Aden ini siapa ya? Terus mau cari siapa? Tinggalnya di mana? Mau ngapain ke sini teh?" lanjutnya dengan beberapa pertanyaan beruntun.
Belum sempat Romeo menjawab, terdengar sebuah suara dari dalam rumah itu. Suaranya terdengar seperti suara perempuan. Apa itu Rinjani? Pikir Romeo dalam diamnya.
"Bibi ngomong sama siapa?" tanya perempuan itu sembari menuruni anak tangga.
Wanita yang dipanggil bibi itu menoleh ke arah datangnya suara tadi sembari berkata "Eh nyonya, ini ada tamu nyonya. Enggak tau mau cari siapa."
"Cowok atau cewek bi?" tanya perempuan itu lagi.
"Cowok, nyonya." jawab bibi.
Perempuan itu berjalan menuju pintu utama seraya berkata "Coba saya yang lihat ya bi."
"Iya nyonya."
Saat sampai di pintu utama, perempuan itu mengernyitkan alisnya. Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini dengan seragam SMA melekat pada tubuhnya.
"Cari siapa ya dik?" tanya perempuan itu.
Romeo yang tadinya menunggu dengan membelakangi, kini berbalik menghadap ke arah datangnya suara. Seketika, perempuan yang bertanya itu tersenyum cerah.
"Eh Romeo, lama enggak ke sini ya? Mau cari siapa?" tanyanya dengan wajah penuh senyuman.
Romeo tersenyum cengengesan. "Maaf tante, pagi-pagi udah ganggu. Romeo mau cari Rinjani tante. Mau ngajakin dia sekolah bareng, Rinjaninya udah siap belum tante?"
"Oh Rinjani? Udah siap kok. Tuh dia lagi sarapan di dalem." jawab tante.
Romeo mengangguk, kemudian berkata "Oh, oke deh Tan. Romeo tunggu di luar aja kalau gitu." ucapnya seraya tersenyum.
"Eh jangan dong, kamu masuk aja ke dalam. Temenin Rinjani sarapan. Kamu pasti belum sarapan kan?" tanya Tina-mama Rinjani, seraya tersenyum sumringah.
Romeo terkekeh sejenak. Kemudian, ia menggangguk" Hehe, iya tante. Tante tau aja. Tadi, emang sih cepet-cepet ke sini mau jemput Rinjani. Jadi, lupa sarapan deh."
"Nah makanya! Ayo ke dalam! Kita sarapan bareng-bareng." ajak wanita itu pada Romeo yang di balas anggukan olehnya.
***
Kini, suara mamanya, terdengar memenuhi ruang makan itu "Sayang, liat nih! Siapa yang dateng ke sini buat jemput kamu." ujarnya penuh semangat.
Rinjani menoleh dan membelalakkan matanya, mendapati Romeo tengah berdiri di samping mamanya, dengan seulas senyuman polos tanpa dosa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo dan Rinjani
Roman pour AdolescentsUPDATE SEMINGGU SEKALI YAKK! • • • Hanya berisi sebuah kisah tentang dua remaja dengan segala permasalahan yang di hadapi mereka. Entah itu cinta, keluarga ataupun menyangkut perasaan. *** Note: BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT! SILAHKAN FOLLOW DULU PENU...