"Ada masanya seseorang merasa kehilangan, dan ada pula masanya seseorang merasakan kedatangan. Semua itu telah diatur. Jadi, tenang saja."
•®•®•®•
Seorang laki-laki dengan badan tinggi tegap tengah merapikan segala perlengkapan miliknya dari dalam koper dan memasukkannya ke dalam lemari pakaian.
Laki-laki itu baru saja tiba di Jakarta dua hari yang lalu dan baru sempat merapikan barang-barang bawaannya hari ini.
Sudah lima tahun lamanya, ia tinggal di negeri orang untuk mengenyam pendidikan dam sekarang saatnya bagi cowok itu untuk tinggal kembali di negerinya sendiri.
Cowok itu terlihat sangat-sangat merindukan tempat kelahirannya ini. Ah, rasanya sudah lama sekali ia tidak menghirup udara dari tempat di mana dulu cowok itu bermain sepeda bersama teman-teman semasa kecilnya.
Cowok dengan kaos hitam polos yang memperlihatkan bentuk tubuhnya itu, baru lulus dari sekolah menengah atas terkenal di Negara Amsterdam.
Sekarang, ia berniat melanjutkan kuliahnya di Indonesia sembari menemani kedua orang tuanya.
Dua hari yang lalu, saat mengunjungi rumahnya, cowok itu tidak menemukan kedua orang tuanya di rumah.
Hanya ada beberapa pembantu rumah tangga yang senantiasa mengurusi rumah dan tiga orang satpam yang biasa menjaga keamanan lingkungan rumahnya.
Ternyata, saat ia mengabari orang tuanya dan bertanya di mana mereka saat itu, kedua orang tuanya bercerita bahwa mereka tengah berada di luar negeri untuk mengurusi masalah bisnis mereka.
Mengetahui hal tersebut, laki-laki itu mendesah pasrah. Rencananya gagal. Padahal, kedatangan cowok itu ke tanah air secara tiba-tiba, berniat untuk memberikan kejutan kepada orang tuanya.
Jadilah ia tinggal di rumah hanya ditemani pembantu rumah tangga dan satpam.
Setelah baju-baju dan barang-barang lain miliknya telah selesai ia rapikan, cowok itu berniat untuk pergi ke dapur dan memakan sesuatu.
Tiba-tiba perutnya kini merasa lapar dan butuh sesuatu untuk dimakan. Cowok itu melihat ke sekeliling ruang makan dan tak mendapatkan apa-apa untuk bisa dimakan.
Hanya ada roti tawar dan berbagai macam selak di atas meja makan. Maklum saja, orang tuanya sudah seminggu berada di negeri orang.
Jadi, di rumahnya tidak ada siapa-siapa untuk dibuatkan makanan sebagai sarapan. Kecuali pembantu rumah tangga dan bagian keamanan yang menjaga rumah.
Itu pun mereka pasti memakan makanan yang mereka buat untuk diri mereka masing-masing selama bekerja mengurus dan mengamankan rumah.
Makanya di atas meja makan, tidak ada makanan saat pagi-pagi begini. Paling-paling hanya ada beberapa bungkus roti tawar dan berbagai macam selai dengan varian rasa berbeda-beda.
Cowok itu mulai mendesah kesal. Namun, karena yang cowok itu butuhkan saat ini bukanlah roti sebagai sarapannya, melainkan makanan berat.
Akhirnya cowok itu berinisiatif untuk melihat ke arah kulkas dan mengeceknya. Siapa tahu saja ada banyak bahan makanan di dalamnya yang bisa ia gunakan untuk membuat makanan.
Maklum saja, selama tinggal di negeri orang, cowok itu sudah terbiasa untuk mandiri. Walaupun pada dasarnya, sifatnya memang sudah mandiri sejak kecil.
Makanya ia tidak pernah merepotkan orang tuanya. Bahkan, asal kalian tahu, cowok itu bersekolah di negeri orang saja menggunakan beasiswa.
Perlu kalian ketahui juga, kalau cowok itu bisa dikatakan sangat jago dalam hal memasak. Setelah mengecek kulkas besar di sudut ruangan itu, harapannya tak sia-sia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo dan Rinjani
Teen FictionUPDATE SEMINGGU SEKALI YAKK! • • • Hanya berisi sebuah kisah tentang dua remaja dengan segala permasalahan yang di hadapi mereka. Entah itu cinta, keluarga ataupun menyangkut perasaan. *** Note: BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT! SILAHKAN FOLLOW DULU PENU...