RdR - 19

206 17 39
                                    

"Dalam setiap hubungan, kerikil itu pasti selalu ada. Itu sebabnya, kita diharuskan saling menerima dan memaafkan. Dan aku berharap, kita dapat seperti itu."

® ® ®

Setelah memarkirkan mobilnya, Romeo berjalan ke dalam rumah dengan berbagai macam perasaan berkecambuk di benaknya.

Sebenarnya cowok itu merasa bingung terhadap apa yang ia rasakan.

Baru beberapa langkah dari pintu utama, terlihat seorang wanita yang sudah memasuki usia 35 ke atas dan masih anggun tengah bergelut di dapur menyiapkan makan malam untuk dirinya.

"Mama? Mama ngapain ma di dapur?" tanya Romeo pada mamanya.
Mamanya berbalik, dan tersenyum mendapati putra satu-satunya itu terlihat sangat lelah hari ini.

"Ini, mama lagi nyiapin makan malam buat kamu." kata mamanya. "Oh iya, katanya kamu ke rumah Rinjani kan ya tadi? Gimana kabar mamanya dia? Mama pengen main ke rumahnya besok, mumpung lagi senggang. Kamu yang anterin ya sayang?"

"Baik kok ma." ucap cowok itu, tangannya menarik tali sepatu dan melepasnya. "Iya ma. Nanti bilang aja ke Romeo jam berapa mau jalan." lanjutnya. Setelah sepatunya terlepas, ia menaruhnya di rak sepatu dan berjalan ke arah dapur untuk mencuci kedua tangannya.

Untungnya ia membawa baju ganti di mobil. Jadi, ia tidak harus repot-repot menggunakan seragam sampai malam hari dan bisa mengganti seragam sekolahnya dengan baju yang lebih casual.

"Yaudah, bantuin mama bawa ke meja makan ya." pinta mamanya, yang dibalas anggukan oleh Romeo. "Habis itu kamu ke atas gih, mandi ya. Kan besok sekolah juga. Jangan sampai terlambat."

"Iya ma." kemudian Romeo menaruh tas sekolah dan pakaian seragamnya. Lantas membantu sang mama untuk menyiapkan makan malam mereka.

Setelah dirasa semuanya siap, ibu dan anak itupun lantas duduk berdampingan dan bersiap makan malam.

Mama Romeo dengan lincah mengambil piring dan lauk pauk untuk putranya, sedangkan Romeo menerima dengan senang hati.

Hal itu, mampu membuat kekasih Rinjani itu melupakan permasalahan yang tengah ia hadapi tadi saat di rumah Rinjani.

Permasalahan tentang amplop yang ia temukan di laci ruang tamu tempat album foto masa kecil Rinjani diletakan.

Cowok itu merasa bahagia, melihat wanita yang ia sayangi itu, dapat berada di sampingnya dengan sehat walafiat. Tanpa ada kekurangan dan kesakitan yang dirasakan olehnya.

Bertahun-tahun berlalu sejak meninggalnya papa Romeo, membuat mamanya menangis sepanjang hari.

Romeo tahu, bagaimana perasaan kelihangan yang dialami oleh mamanya. Hati laki-laki itupun juga sama hancurnya seperti hati wanita di sampingnya.

Namun, karena Romeo satu-satunya keluarga yang dimiliki mamanya. Mengharuskan cowok itu untuk tegar dalam menghadapi segalanya.

Melihat piring mereka telah terisi oleh makanan, ibu dan anak itu lantas melahap makan malamnya.

Sesekali terlihat Romeo menyuapi mamanya dengan penuh kasih sayang, dan sebaliknya, wanita itu pun juga menyuapi putranya dengan penuh kasih sayang.

Romeo dan RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang