RdR - 26

142 8 18
                                    

"Sometimes, someone who looks the most powerful, is the most vulnerable."

🌷🌷🌷

Sudah pukul tujuh malam, namun Rinjani masih juga berada di sekolah karena harus berlatih untuk tournament mendatang.

Setelah beberapa saat berbincang-bincang kemudian berdoa untuk mengakhiri kegiatan latihan, akhirnya latihan yang sudah di mulai sejak siang hari itu selesai juga.

Rinjani bisa bernapas lega dan bersiap untuk pulang ke rumah, lantas beristirahat karena harus bersekolah besok harinya.

Karena gadis itu ke sekolah tadi di antar oleh supir pribadi milik papanya, Rinjani jadi harus menunggu sebentar untuk dijemput.

Setelah diijinkan untuk pulang, Rinjani berjalan menuju tempat di mana ia dan teman-teman lainnya menaruh tas dan alat-alat yang mereka bawa sebelum berlatih.

Gadis itu lebih dulu meraih botol berisi air mineral, kemudian direguknya hingga tak tersisa lagi. Setelahnya, baru ia berpamitan pada pelatihnya dan berniat pulang.

Rinjani mencoba menghubungi papanya untuk meminta dijemput. Namun, tak kunjung ada balasan dari papanya membuat gadis itu mendesah pelan.

Oke, kita tunggu aja. Mungkin papa masih sibuk. Batin gadis itu.

Tak lama menunggu, ponselnya pun bergetar dan berdering. Menandakan ada panggilan masuk dan tertera nama papanya pada ponselnya.

Drtt...
Drtt...

Papa❤️ is calling you....

Dengan cepat Rinjani men-slide layar ponselnya, kemudian mendekatkan benda pipih itu pada telinga sebelah kanannya.

"Halo pa, papa di mana? Jani udah selesai latihan pa. Papa jemput sekarang ya." Ucap gadis itu.

"Waduh, papa gabisa jemput kamu sayang. Mama juga lagi di rumah nenek nih. Kamu pulang dijemput anak temen papa gapapa ya nak?"  Terdengar balasan dari seberang sana, yang membuat Rinjani tambah mendesah sebal.

"Hmm, yaudah gapapa." Ucap Rinjani. Mau tidak mau gadis itu lebih memilih dijemput anak teman papanya daripada harus pulang sendirian malam-malam begini. "Nanti kasih tau aja namanya siapa, biar Rinjani tunggu di sekolah."

"Oke, maaf ya sayang. Papa telepon anak temen papa sekarang deh. Papa bener-bener minta maaf ya sayang. Papa lagi sibuk banget soalnya ini."

"Iya gapapa pa, papa hati-hati ya di sana. Jangan lupa makan. Love you pa!"

"Love you too dear!" Balas papanya. "Nanti papa beliin mie kober deh yaa hehe."

Kemudian terdengar bunyi telepon terputus.

Rinjani mengelus dadanya perlahan, kemudian membatin, anak sendiri disogok pake mie kober. Untung sabar nih jadi anaknya.

🙈 🙈 🙈

"Pa, Raka keluar ya. Mau beli camilan di minimarket, sebentar aja kok." Ucap Raka berpamitan pada Seno, papanya.

Romeo dan RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang