Your Blood is Mine (JunHao)

3.4K 313 24
                                    

YOUR BLOOD IS MINE

Main pair:

[Wen Junhui, Xu Minghao]

Disclaimer:

Seventeen © Pledis Entertainment

Rating: M

Genre: Romance/Suspense

WARN! YAOI, OOC, TYPO, AU.

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Gelap. Hanya kegelapan yang menyelimuti kamar besar dengan satu kasur berukuran king size dengan sebuah sofa mahal berwarna merah hati dan lampu yang remang. Dua pria sedang memadu kasih diatas ranjang berwarna merah pekat. Yang lebih dominan menindih yang lembut. Sang pria dengan nama Wen Junhui mengelus lembut surai rambut kecoklatan di bawah tindihannya. Tangan kanannya memegang sebuah silet dan sedikit menggoreskannya pada lengan pemuda manis bernama Xu Minghao.

Pemuda Xu meringis kesakitan, darah mulai mengalir dari lengan kiri pemuda berdarah Cina tersebut. Junhui menyeringai, dijilatinya darah itu sampai habis. Menyesap nikmat darah sang kekasih. "Darahmu sungguh nikmat, sayang."

Mulut Junhui menyesap lengan Minghao. Pemuda manis itu hanya bisa mengerang kesakitan. "K-kenapa—hiks—kau m-menyakitiku,"

Bibir itu berhenti menyesap. Wajah pemuda Wen menatap lembut Minghao, "Aku tidak menyakitimu sayang. Aku hanya menyukai darahmu. Darahmu manis, seperti wajahmu."

Silet kecil kembali menyayat bahu kiri Minghao. Pemuda itu meringis, air mata mengalir dari sudut matanya. Berharap pemuda diatasnya segera melepaskan dirinya. Tapi nyatanya Wen Junhui tak bergeming, ia tengah asik mengukir sebuah nama di bahu kiri Minghao dengan silet. Nama 'Junhui' tertera di sana.

Minghao ingin mati saja, selama ini ia menjalin hubungan dengan seseorang yang terlalu terobsesi dengan darah. Wen Junhui adalah seorang psikopat. Penyuka darah dan sejenisnya.

Junhui dengan santainya kembali menggoreskan besi tajam itu di perut Minghao. "Kau tahu? Aku sangat menyukai darah. Dan akan selalu begitu." lidah Junhui menjilat darah yang mengalir.

Sepintas bayangan Junhui terlihat sangat menyeramkan dimata coklat Minghao. Ia hanya ingin kekasihnya berhenti kecanduan darah. Ia kesiksa lahir batin. Banyak luka yang terlihat di tubuhnya. Tapi Junhui tak peduli, ia hanya ingin darah Minghao. Hanya ingin menyesap bagaimana rasa darah sang kekasih manisnya. Ia hanya ingin keinginannya terpenuhi.

"Dan, aku ingin bermain sebentar denganmu. Wen Minghao." bisik Junhui.

Gigi pemuda Wen segera menggigit leher sang kekasih. Minghao hanya bisa mengerang nikmat sekaligus kesakitan. Pasalnya seorang Junhui mengecup mesra lehernya sambil menekan silet di pahanya. Darah kembali mengalir di sela paha, Minghao hanya bisa pasrah. Tak bisa menolak maupun melarikan diri. Dirinya hanya bisa pasrah sekarang.

Bosan, Junhui segera menggoreskan silet di leher Minghao dengan kencang. "AAAAAAAAAAA~"

Pemuda manis itu hanya menangis. Menutup matanya, berharap semua ini berakhir. Junhui hanya menjilati lehernya seduktif. Menikmati cairan merah pekat yang keluar dari leher sang pemuda manis. Uh, sungguh nikmat.

"Kau kotor, Minghao sayang. Aku harus memandikanmu. Kita mandi bersama." ucap Junhui. Tangan besarnya menggendong tubuh ringkih sang kekasih.

Minghao hanya bisa menutup matanya, mengalungkan kedua tangannya pada leher kokoh Wen Junhui. Dua pemuda itu segera masuk kedalam kamar mandi yang berukuran besar. Terdapat shower dan bathtub. Oh, jangan lupakan sabun Wangi kesukaan Junhui.

Sabun yang memiliki aroma darah.

Pemuda Wen menaruh tubuh ringkih Minghao di dalam bathtub. Mengisi air di dalam bak, lalu menaruh sabun cair di dalam bak. Harum darah mulai menguar di ruangan. Junhui juga memasukkan sabun beraroma lavender. Minghao sudah terbiasa dengan aroma ini. Aroma yang membuat kepalanya sedikit pusing. Pemuda manis itu mendesis pelan, sakit ketika luka sayatan bertemu dengan air. Terasa sangat perih.

Junhui mengecup bibir manis Minghao pelan. Mengusap surai rambut sang kekasih lembut. "Maafkan aku Minghao, maaf aku selalu menyakitimu." ucap Junhui pelan. Menggenggam kedua tangan Minghao yang lebih kecil. Mengecup kedua telapak tangan itu lembut.

Pemuda Xu hanya menangis dalam diam. Ia tak tahu harus berbuat apa. Pemuda Wen semakin gencar melumat bibir soft pink milik Minghao. Sedikit menggigit bibir atas dan bawah. Bibir itu sedikit mengeluarkan darah. Di hisap kuat darah itu oleh Junhui.

"Maafkan aku Minghao, maafkan aku."

Sebuah silet kembali melayang di dada serta leher Minghao.

"ARRGHHHHH!"

"Your Blood is Mine, Xu Minghao."

.

.

.

.

END

A/n:

Hehe, saya tahu ini abal. Tapi saya lagi kesemsem sama seme psycho dan uke maso /tolong jangan timpuk saya pake kayu/

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang