I Want Your Blood (JunHao)

2.8K 223 17
                                    

I WANT YOUR BLOOD

Main pair:

[Wen Junhui, Xu Minghao]

Disclaimer:

Seventeen © Pledis Entertainment

Rating: M

Genre: Romance/Suspense

Warn! Yaoi, OOC, Typo, AU!

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Jika semua orang beranggapan cinta adalah kesempurnaan, maka teori tersebut akan ditepis jauh-jauh oleh seseorang berdarah Cina. Menurutnya, cinta bukanlah suatu kesempurnaan maupun kebahagiaan. Tapi, cinta adalah darah.

Darah itu mengalir bagaikan sungai amazon yang deras. Beraliran dalam pembuluh darah serta mengelilingi jantung. Darah adalah, kehidupan manusia. Tanpa darah, manusia tak bisa hidup. Dan Junhui selalu menganggap Minghao sebagai darah yang sangat berharga.

Cairan merah pekat berbau amis selalu dijaga baik-baik. Walaupun terluka, hanya dirinya yang boleh merusak. Tak boleh orang lain maupun orang asing. Tak akan.

Bermain-main, menjelajah, menghirup, meraba, apapun itu untuk darah. Darah dalam tubuh Xu Minghao. Ah, itu adalah kesukaan Junhui. Bermandikan air shower, lelaki Cina itu mengecup tengkuk pemuda Xu dalam.

Minghao mendesah, meremas pergelangan Junhui. Merasakan dinginnya air yang mengucur deras. Dan Junhui menghisap lebih kuat—membuat tanda keunguan melekat disana.

Plester di punggung Minghao dilepas, menampakkan sebuah siluet luka memanjang—seperti luka robek. Wajah pemuda Wen sedikit sendu, ia sedikit merasa bersalah. Dikecupnya pelan, lembut, dan basah. Minghao mengerang keenakan. "Ge-gege.."

"Minghao, ada sesuatu yang ingin kusampaikan." Junhui membalikkan tubuh kurus sang kekasih. Memperlihatkan wajah basah akibat guyuran air shower.

Betapa menggodanya Minghao dengan wajah memelas dan basah seperti minta ditusuk. Diusapnya perlahan rambut brunette Minghao. Junhui merasa tenang, "Sayang, sudah beberapa bulan ini Aku tak melukaimu."

Elusan sayang masih mendarat di rambut lembut Minghao. Perlahan turun kepipi tirus, mengusap bibir pink menggoda yang minta dikecup. "A-aku..." Minghao menunduk, tak berani menatap wajah sang lawan bicara.

Junhui mafhum. Minghao trauma akan sayatan-sayatan di tubuh. Ah, siapa yang tidak kesakitan jika pisau tajam menancap di salah satu tubuhmu? Pasti semua akan berteriak sakit. Dan lelaki manis itu masih takut dengan rasa yang menjalar keseluruh tubuh.

Tubuh ringkih nan kurus milik Minghao diangkat keatas, lelaki manis itu mengalungkan kedua kaki ke pinggang yang lebih dominan. Junhui mencengkram erat bokong nan sintal milik Minghao. Diremasnya kencang, membuat pemuda berambut coklat terang terangsang hebat.

Menyerang dan mendesah, itu yang Minghao lalukan sekarang. Junhui menyeringai, menatap wajah memelas sang kekasih untuk segera disodok memang mengundang birahi. Kuku tajam milik Junhui merobek kulit putih nan mulus Minghao, dan pemuda manis itu terbelalak kaget.

"Ge-gege..."

Tak mengubris ucapan sang kekasih, Junhui asik merobek kulit putih Minghao. Luka sayatan bertambah, kukunya yang tajam berlumur cairan merah pekat. Pantat pemuda Xu semakin diremas, tubuhnya yang lain memasuki lubang hangat sang kekasih. Menaik-turunkan tubuh kurus itu berulang kali. Membuat yang digendong mendesah hebat.

Perih, sakit, nikmat, semua bercampur menjadi satu. Merasakan tusukan kuku dikulit, dan tusukan dibawah membuatnya mengerang. Milik Junhui yang terlampau besar dan keras mengisi lubangnya. Ia meneteskan kristal bening, menahan perih yang dirasa.

Tangan mungil memeluk leher kokoh Junhui. Menenggelamkan wajahnya yang memerah keleher sang kekasih. Melingkarkan kakinya di pinggang Junhui lebih erat. Merasakan dinginnya air shower yang membasahi kedua tubuh pria yang sedang memadu kasih.

Cairan putih kental membasahi ruang labirin Minghao. Sangat penuh dan beberapa tumpah. Ia bernafas lega, ia hangat sekarang. Namun perih masih menjalar dikulit ketika air membasahi punggung.

"Minghao, maafkan gege."

Pemuda Xu tersenyum. Mengecup bibir sang kekasih singkat, "Tidak apa,"

"Maaf. Gege seharusnya menahan diri agar tak merobek kulitmu. Ah, kuku sialan."

Minghao tertawa ringan. Tubuhnya masih dalam gendongan Wen Junhui. Ia sedikit menaik-turunkan tubuhnya berulang kali, "Ah, gege. I want more."

Senyuman nakal serta seduktif dikeluarkan si manis Minghao. Tangannya bermain-main di nipple Junhui. Membuat benda kecil itu mengeras. Junhui menyeringai lebar, "Kau sungguh nakal, Wen Minghao."

"Hihi, Aku hanya nakal kepada gege." ucap Minghao. Lalu mengecup bibir Junhui.

Lelaki yang lebih dominan menahan tengkuk Minghao. Menghisap kuat bibir merah muda yang sangat menggoda. Menyesap betapa manisnya bibir itu, betapa kenyalnya bibir itu. Junhui selalu suka, ia menggigit bibir itu sampai berdarah. Minghao meringis sedikit.

Junhui menyesap darah, sangat nikmat. Ah, dia cinta darah. Dan itu sangat memabukkan, membuatnya menggila, dan meminta lebih. Tangan kekar itu meraba-raba pantat Minghao. Menusuk-nusuk jarinya pada lubang anal pemuda Xu.

Tubuh ringkih itu ditaruh diatas bathtub. Minghao sempat kebingungan, firasatnya tidak enak untuk ini. Junhui meninggalkannya secara percuma didalam kamar mandi. Jantungnya berdebar tak karuan. Dan benar saja, sebuah silet dibawa Junhui.

"Minghao, maafkan gege. Tapi darahmu sangat disayang untuk dilewatkan. Aku ingin darahmu, sayang."

CTAS

"AHHHH, GEGE."

.

.

.

.

END

A/n:

Silahkan timpuk saya pakai uang karena cerita ini sungguh absurd wkwk xD

With love, levieren225

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang