Don't Answer That (JeongCheol)

3K 241 48
                                    

DON'T ANSWER THAT

Main pair:

[Choi Seungcheol, Yoon Jeonghan] ft. Xu (Choi) Minghao

Disclaimer:

Seventeen © Pledis Entertainment.

Rating: K+

Genre: Horror/Mystery

Warn! GS for Uke, OOC, TYPO, AU!

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Suara tawa Minghao menggelegar di ruang tengah. Gadis berusia 8 tahun itu memamerkan senyum termanis yang pernah ada pada kedua orangtuanya. Rambut panjang dikuncir dua membuatnya semakin manis.

Seungcheol yang gemas pun mengusap pucuk kepala sang anak. "Minghao senang, tidak?"

"Tentu saja senang, Ayah! Minghao senang!"

Gadis kecil itu berteriak lucu. Memeluk tubuh kekar sang Ayah dengan sayang. Seungcheol mengecup rambut hitam Minghao. Wangi dan lembut, khas anak kecil. Keluarga kecil itu tengah bercanda ria di ruang tengah. Jeonghan hanya tertawa ringan ketika melihat interaksi kedua orang yang ia cintai.

"Besok, kita akan pindah kerumah baru. Kamar Minghao sudah Ayah desain sesuai kesukaan Minghao. Warna pink dan ada gambar Hello Kitty-nya." ucap Seungcheol pada anak gadisnya.

Mata bocah berumur 8 tahun berbinar-binar. Wajah porselen nan mulus khas Asia itu bersinar akibat pantulan sinar mentari diluar jendela. Gadis kecil itu kembali memeluk sang Ayah sayang. "Terima kasih, Ayah. Minghao sayang Ayah."

.

.

.

.

Pagi itu, keluarga Choi sudah berada dirumah baru. Seluruh barang-barang dipindahkan. Seungcheol merangkul mesra sang istri untuk melihat keadaan rumah. Minghao berlarian kesana dan kemari. Melihat rumah dengan ukuran besar dan tingkat.

Terlihat sederhana namun elegan, seperti rumah-rumah khas Amerika. Kolam renang terlihat tenang dibelakang sana. Sebuah rumah mewah yang berada di pinggir kota. Rumah tersebut terletak di lahan yang luas membuat sang anak gadis bisa bermain sepuasnya di halaman rumah.

"Ayah, kamar Minghao bagus sekali." bocah dengan kuncir dua itu tersenyum lebar ketika melihat kamarnya di lantai dua. Seungcheol dan Jeonghan hanya tersenyum.
Kebahagiaan mereka tertahan sejenak. Handphone milik tuan Choi bergetar. Seungcheol segera mengangkat telepon, "Halo?"

Jeonghan dan Minghao hanya menatap perbincangan sang Ayah. Terlihat begitu serius, raut wajah Seungcheol berubah kecewa. Telepon sudah berakhir. Pria dengan status Ayah anak satu itu menatap sang istri, "Hari ini Aku harus pergi ke luar kota. Ada kerjaan mendadak."

Sang anak segera berhamburan memeluk kaki sang Ayah. Seakan tak membiarkan lelaki itu pergi, "Ayah tidak boleh pergi. Inikan hari pertama kita dirumah baru."

Sebenarnya Seungcheol tak tega. Namun mau diapakan lagi, Presdir Kim menyuruhnya untuk mengurus sebuah proyek baru malam ini diluar kota. Sebagai istri dan Ibu yang baik, Jeonghan tersenyum. Lalu mengusap rambut sang anak, "Minghao sayang, nanti main sama Ibu, ya? Ayah pergi keluar kota 'kan untuk bekerja."

Gadis kecil itu masih merengek di kaki sang Ayah. Seungcheol menggendong anak semata wayangnya sayang. Membujuknya beberapa kali agar membiarkannya pergi. Dibantu dengan Jeonghan, akhirnya Minghao mengijinkan.

Seungcheol pergi dengan mobil sedan hitam. Meninggalkan istri dan anaknya dirumah baru. Jeonghan mengajak Minghao kecil bermain. Ya, walaupun sang anak masih menekuk bibir merah mudanya kebawah. Namun, setidaknya Minghao tidak menangis.

Mereka bermain sampai malam. Minghao sudah tertawa seperti sedia kala. Ya, berterima kasihlah pada Jeonghan dengan seribu cara untuk membujuk anak yang sedang merajuk.

.

.

.

.

Setelah makan malam, Jeonghan mengantar sang anak tidur dikamar baru. Ibu dengan wajah cantik itu membacakan sebuah dongeng dan menyanyikan nyanyian pengantar tidur. Minghao yang sudah mengantuk pun tertidur pulas diatas ranjang. Jeonghan mengecup kening sang anak, lalu keluar dari dalam kamar.

Ketika dini hari, sang gadis terbangun karena mendengar ada suara denting piring di dapur juga suara Ibunya yang memanggil namanya terus menerus. Dirinya heran, mengapa Ibunya beres-beres rumah selarut ini. Dengan langkah gontai, Minghao keluar kamar dan menuju tangga untuk turun ke dapur.

Saat akan menjawab panggilan Ibunya, tiba-tiba dari dalam kamar utama, seorang perempuan menahan badannya juga membungkam mulutnya.

"Sssshhh! Jangan dijawab! Ibu juga mendengar suara panggilan itu…"

.

.

.

.

END

A/n:

Halo semua, kebetulan saya sedang memiliki waktu senggang. Jadi, saya gunakan untuk mem-post fanfiksi ini.

Fanfiksi ini saya remake dari urban legend dengan judul yang sama. Jika ingin membaca cerita yang asli, Anda bisa meng-klik tautan disini: https://www.google.co.id/amp/s/bacaterus.com/cerita-urban-legend-dunia/amp/

Terima kasih sudah membaca❤

With love, levieren225

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang