Kau (VerKwan)

2.3K 211 21
                                    

KAU

Main pair:

[Hansol Vernon Chwe, Boo Seungkwan]

Disclaimer:

Seventeen (c) Pledis Entertainment

Rating: K+

Genre: Romance/General

WARN! YAOI, OOC, TYPO, AU!

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Kau berdiri di ujung sana. Menatap segerombolan kendaraan melaju kencang. Angin sepoi-sepoi membuat rambut bergoyang. Menunggu pelanggan datang menghampiri. Orang banyak membuat senyum merekah, kau datangi mereka dengan wajah gembira. Mempersilahkan masuk dan melayani bak seorang raja.

Tubuh lincah bergerak. Mengambil pesanan yang lumayan banyak. Namun itu membuat hatimu senang. Senyum yang selalu membuatku terpesona hingga tidur tak nyenyak. Bahkan terkadang tak bisa tidur karena bayangmu selalu datang.

Selalu menampikkan wajah ceria pada pelanggan, kau bagai malaikat yang menyamar sebagai pegawai restoran. Tak heran membuat jantung ini berdetak cepat seperti lomba maraton. Mataku hanya selalu tertuju pada satu arah.

Yaitu kau.

Yang di ujung sana, menggunakan pakaian kerja dengan membawa segelas minum dan makanan. Memakai celemek di pinggang. Dan membawa menu untuk dilihat oleh semua pelanggan.

Kau tak hanya memberi kebahagiaan pada pelanggan, namun juga kepada orang lain diluar sana. Mataku menatap pergerakan dirimu yang keluar restoran. Berucap manis pada nenek tua renta yang hendak menyebrang. Kau menggenggam erat tangan keriput, menuntun sang nenek dengan penuh kasih sayang. Lantas Aku iri dengan nenek tua itu.

Galeri handphone penuh dengan wajahmu. Aku memotret ketika kau tengah bekerja. Dari sini, mengambil gambar kau yang berada di ujung sana. Senyumku kembali merekah.

"Kau masih memotretnya?"

Aku tercyduk, tapi tak apa. Lantas bibirku tertarik keatas, membuat lengkungan macam bulan sabit, "Hanya itu kesukaanku."

Teman seperjuanganku--Kim Mingyu--hanya menghela nafas, "Kenapa kau tak pergi kesana?"

Handphone canggih kutaruh diatas meja. Menatap restoran di seberang sana dengan tersenyum, "Karena memandang dari jauh itu menyenangkan."

"Menyenangkan atau kau memang tak punya keberanian untuk bertatap muka dengannya?"

Tak ku hiraukan ucapan makhluk didepanku. Fokus mata dan pendengaran hanya pada pria berpipi tembam yang masih sibuk melayani. Ah, mungkin Mingyu benar. Aku harus berkunjung kesana sekali-kali.

Tapi diri ini tak punya keberanian. Hanya mencuri pandang dari jauh secara diam-diam. Mentalku lemah ketika mata bulatmu seakan tertawa.

Dan Aku kembali menatap bayangmu yang masih bekerja.

Pangangan lurus kedepan. Menikmati setiap gerak-gerik yang kau buat. Lalu dua bola mata itu berhenti menatap pelanggan. Bergerak kearah samping, dan bertemu dengan pandanganku.

Kau tersenyum manis. Melambaikan tangan kearah kafe yang Aku tempati. Membuat wajah tampan khas Eropa milik Hansol Vernon Chwe terlihat seperti keledai.

Matamu menatapku, kan. Boo Seungkwan?

Mungkin hanya imajinasi. Mana mungkin dia menatapku. Haha, dasar pria tampan kelebihan hormon. Padahal umurmu sudah kepala dua.

Tapi kau masih tersenyum. Hanya padaku.

Kau, Boo Seungkwan. Hanya kau yang mampu membuat jantungku berdebar.

.

.

.

.

END

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang