Hujan (SoonHoon)

2.8K 227 28
                                    

HUJAN

Main pair:

[Kwon Soonyoung, Lee Jihoon]

Disclaimer:

Seventeen (c) Pledis Entertainment

Rating: T

Genre: Romance/General

WARN! YAOI, OOC, TYPO, AU!

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Kau berdiri disana. Tak bergerak bagai patung baru dipahat. Dibawah guyuran hujan, tanpa mengenakan payung. Membiarkan seluruh pakaian basah hingga lepek. Wajah kedinginan serta bibir membeku. Mata sipit tak mengalih pandang; tetap diam dengan suara membisu.

Suara menggelegar dari langit atas. Cuaca sedang tak bersahabat dengan angin terus berhembus. Menatap beberapa kendaraan lewat menerjang air turun. Namun Lee Jihoon masih terfokus pada pria sipit yang berdiri.

Bibir tersenyum. Seakan hujan adalah hidupnya. Menatap langit gelap dengan suka cita. Jihoon lantas berteriak dari jauh, "Soonyoung, kau tidak ingin dimarahi bibi Kwon, kan?"

Lelaki itu menggeleng. Memberikan tatapan senang dengan mata segaris, "Tidak. Ibu tidak akan memarahiku."

"Cepat masuk, bodoh. Kau bisa sakit." geram Jihoon. Lelaki mungil itu tak terlalu suka terkena air hujan.

Kwon Soonyoung masih diam ditempat. Merasakan dingin hujan dengan angin kencang. Jihoon mengeratkan mantel. Mencari payung berwarna putih untuk melindungi tubuh Soonyoung. Kakinya berjalan, mengikuti kemana bayangan lelaki itu berada.

Payung terbuka lebar. Membiarkan sosok yang lebih tinggi terlindungi walau sudah basah. "Kau memang manusia palinh bodoh."

"Ya, itu adalah fakta."

Hembusan nafas keluar dari bibir mungil Jihoon. Menatap bagaimana gelapnya dunia dari bawah payung. Tapi fokus sepenuhnya tertuju pada pria yang ia sebut bodoh beberapa menit lalu. Senyumnya tak pernah lekang oleh waktu. Kapanpun dan dimanapun ia selalu mengembangkan lengkungan bibir keatas.

"Jangan senyum berlebihan, orang akan menganggapmu gila." ucap Jihoon.

Soonyoung hanya tertawa, yang ia dengar adalah Aku tak mau orang lain menatap senyum mu. Hanya Aku yang boleh!

Air mengalir deras. Jatuh setitik dari ujung payung. Kendaraan sudah tak banyak yang lewat. Mereka masih berdiri dipinggir jalan. Menikmati hujan yang tak henti. Semilir angin menemani pergerakan tubuh. Soonyoung sangat suka suasana tenang macam sekarang.

"Aku suka hujan." ucap Soonyoung.

Yang lebih kecil menatap, "Oh."

Beberapa toko mulai tutup. Mungkin karena hujan jadi sepi pelanggan. Dan Soonyoung semakin suka dengan suasananya. "Kau mau tahu apa yang kusuka?"

"Apa?" lantas Jihoon langsung menyahut. Menunggu jawaban keluar dari bibir pemuda Kwon.

Senyum kembali terpancar. Menghadap menatap langit gelap dengan suara gemuruh, "Aku suka hujan, udara dingin, basah--"

Lelaki itu menutup mata. Merasa tetesan hujan yang menimpa tangan. Sedangkan Jihoon kembali menunduk, "Oh."

"--dan juga kau."

Dengan cepat kepala Jihoon terangkat. Menatap lelaki yang lebih tinggi. Ia tampak bersinar dibawah langit gelap. Dengan wajah ceria serta senyuman hangat, "Aku suka kau."

Jihoon ingin menulikan pendengaran. Ini sangat memalukan. Wajahnya tiba-tiba merona, merah menjalar dengan rapi di kulit putih. "Bohong."

Payung dilepas. Membuat kedua tubuh basah akan air hujan. Jihoon ingin memprotes, namun bibir sudah diraup duluan. Menyesap belahan bibir dengan dalam, tak ada nafsu. Hanya melumat biasa; menyalurkan perasaan yang sedang dialami keduanya.

Mata menatap. Terlalu dekat wajah mereka. Bibir dilepas, dibiarkan agar merasakan sensasi aneh. Jihoon berdetak, wajah Soonyoung membuatnya malu dan senang. Semua bercampur dalam hati. "Aku suka kamu. Kok kamu ngeyel sih?"

Kekehan ringan keluar dari bibir Soonyoung. Ia mengusap lembut rambut Jihoon yang basah. Menikmati tetesan hujan yang membuat tubuh lepek. Yang lebih kecil menunduk malu. Ia senang--namun terlalu gengsi untuk mengatakan. Biarlah, untuk saat ini biarkan Soonyoung mengusapnya lembut.

Ternyata hujan tidak terlalu buruk.

.

.

.

.

END

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang