Aku (VerKwan)

1.5K 199 13
                                    

AKU

Main pair:

[Hansol Vernon Chwe, Boo Seungkwan]

Disclaimer:

Seventeen © Pledis Entertainment

Rating: K+

Genre: Romance/General

WARN! YAOI, OOC, TYPO, AU!

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Melihatmu sudah menjadi keseharianku.

Aku menatap jendela. Jalanan ramai dengan berbagai pejalan kaki dan kendaraan. Rambu lalu lintas serta bunyi klakson sudah menjadi makanan sehari-hari. Lantas pandangan ini menatap kafe yang berdiri tegak di ujung sana.

Disitulah Aku menemukanmu. Tengah duduk dengan kopi hangat yang baru disajikan. Mata bulat menatap kearah sini. Benarkan?

Hatiku selalu berdegup keras kalau kau mau tahu, tuan bule. Ah, mungkin terlalu senang sampai-sampai semua pelanggan menatapku aneh--karena terlalu sering tersenyum.

Mata itu tak luput dari penglihatanku. Kau selalu memotretku dengan handphone. Diam-diam namun berhasil. Apa Aku terlalu percaya diri? Tapi, kau memotretku, kan?

Seorang Boo Seungkwan di potret sosok pemuda blasteran Eropa dari ujung kafe. Aku merona, sungguh. Ini aneh, baru kali ini ada seorang pangeran yang jatuh hati dengan babi gemuk pinggiran jalan.

Nenek tua renta tak bisa menyebrang. Ibu selalu berkata agar membantu sesama jika ingin mendapatkan berkat di dunia. Lantas tubuh gemuk ini keluar restoran, menggiring nenek agar bisa sampai tujuan.

"Terima kasih cu, kau pemuda yang baik."

Aku tersenyum lembut. Memandang wanita tua renta bagai nenek ku sendiri. "Sama-sama, nek."

"Pantas saja pria bule itu suka melihatmu. Kau baik dan juga sopan."
Mata bulat semakin membulat. Pria bule yang dimaksud nenek... dia yang selalu memandangku? Bagaimana nenek bisa tahu?!

Nenek sudah pergi. Aku kembali masuk kedalam restoran. Melayani para pelanggan yang kelaparan. Wajah mereka macam singa mencari mangsa. Untung saja Aku bukan daging yang mereka cari.

Bayang-bayang lelaki itu selalu hinggap di memori kepalaku. Ucapan nenek juga selalu terngiang-ngiang. Yang benar? Aku bahkan tak tahu nama lelaki itu.

Lantas tubuh ini bergerak kesana dan kemari. Melayani beberapa pesanan dengan celemek yang selalu melingkar di pinggang. Dengan cekatan bak superhero jadi-jadian Aku membawa beberapa nampan berisi makanan dan minuman.

Dan kau selalu menatap kearahku.

Sekali lagi saya peringatkan, pria bule itu menatapku.

Ku beranikan diri menatapnya balik. Ada sensasi aneh; tubuh gemetar tak karuan. Cuping telinga berasap merona. Darah mengalir semakin cepat. Jantung berdetak seakan ingin berhenti.

Wajah tampan itu, menatap Aku.

Aku disini.

Yang selalu penasaran akan dirimu.

Kuberanikan diri. Tersenyum kearahmu. Melambaikan tangan--memberitahu jika Aku menatapmu.

Dan kau terkejut. Aku berusaha tersenyum manis.

Maafkan Aku, tapi wajah tampan mu kini macam keledai. Haha, tapi lucu. Reaksi mu membuatku tertawa.

"Apa yang kau tertawakan, Seungkwan?"

Aku bungkam. Mengingat masih jam kerja, "Tidak, sir."

Dan ya, sepertinya kau memang melihat Aku, Hansol Vernon Chwe.

.

.

.

.

END

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang