Di Bawah Rintikan Salju (JunHao)

2.1K 174 42
                                    

Di Bawah Rintikan Salju


Main pair: Wen Junhui x Xu Minghao

Disclaimer: Seventeen © Pledis Entertainment

Rating: T+

Genre: Romance/Angst

WARN! Implisit Yaoi, OOC, TYPO, AU!

Selamat membaca...

.

Sesekali air mengalir, melewati gorong-gorong gelap.

Untuk saat ini, hanya angin yang dapat menjawab maksud dari perkataannya. Tak ada sesiapapun yang mampu menjawab, hanya angin. Ya, hanya angin.

Para sesepuh mengatakan; jangan kau berkata sendiri jika tak ingin dianggap gila. Namun nyatanya pria itu sudah gila. Sungguh, bukan artian gila sebenarnya. Ia hanya frustasi.

Putung rokok dihisap kuat-kuat, menghasilkan zat nikotin menguar melambai. Di dalam kamar nan gelap, hanya cahaya yang berani menyembul lewat celah-celah; mengintip malu-malu.

Sang rembulan tak bosan menyinari gelapnya bumi ketika malam menjelang. Tak bosan pula pria bernama Wen Junhui memikirkan masalahnya. Zat nikotin dihisap kembali, asap dibiarkan terbang bebas—seakan mengajak sang lelaki ikut merasakan kebebasan.

Tubuhnya setengah telanjang; hanya mengenakan celana jeans bolong-bolong dan rambut sedikit acak. Kalung rantai senantiasa menggantung di ceruk leher. Mata sayu menatap keluar jendela tertutup kain gorden. Masih gelap, masih malam.

Tubuhnya kini berbalik, menatap sosok cantik yang tengah tertidur lelap. Sungguh manis, cantik, perpaduan yang pas dan sempurna. Tubuhnya kurus—sangat pas dalam pelukan Junhui. Dengkuran halus menggema di setiap sudut ruangan. Tubuhnya tertutup selimut tebal, Junhui tersenyum.

.

"Junhui, apa nanti malam kau akan pulang?"

Xu Minghao, pria cantik nan manis, suaranya terdengar melengking, namun menggemaskan. Bibir ranum tersenyum simpul. Ia tengah duduk, memegangi tongkat penunjuk jalan. Pria itu buta—tapi Junhui amat sangat mencintainya.

Retina tidak menangkap apapun. Yang dirasakan hanyalah gelap, namun Minghao tetap tersenyum, "Junhui?"

"Aku tidak akan pulang."

Suara hangat disambut suara dingin. Namun Minghao tetap tersenyum, "Kau mau ke mana?"

Wen Junhui tak menjawab, ia sibuk membereskan barang-barang.

"Baiklah, Aku akan menunggu di sini." Minghao tetap tersenyum.

Junhui pergi tanpa kata-kata, meninggalkan Minghao seorang diri.

"Tak apa, Aku mengerti," Minghao masih tersenyum. Pandangan menatap lurus—namun tak ada yang dilihat. Yang ada hanyalah kegelapan.

Rumahnya begitu sepi. Tak ada penghuni lain selain Minghao dan Junhui (mungkin hanya ada beberapa serangga yang singgah di dalam lemari tua). Dingin, udara begitu kejam dengan meniup-niup lembut permukaan kulit.

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang