Fate (Meanie part 3)

1.8K 201 57
                                    

FATE

Main pair:

[Kim Mingyu, Jeon Wonwoo]

Disclaimer:

Seventeen © Pledis Entertainment

Rating: T

Genre: Drama/Romance

Warn! YAOI, OOC, TYPO, AU!

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Hidup, takdir, dan segala tetekbengeknya sudah ada yang mengatur—tinggal kita saja yang menjalankan dengan baik.

Jeon Wonwoo, siswa bodoh dan pemalas. Sering terlambat dan membuat imej semakin buruk. Wonwoo berusaha cuek, tapi tetap saja susah ketika banyak orang mulai membicarakannya dari belakang.

Ia merasa menjadi makhluk paling sial.

"Hahaha, kenapa Ayah begitu lucu." Jeon Jungkook dan Jeon Somi—adik Wonwoo tertawa ketika Ayah mereka menceritakan hal-hal yang lucu.

Tuan Jeon tertawa menatap anak-anaknya. "Kalian tahu tidak manfaat dari kentut?"

Wonwoo, Jungkook, dan Somi menggeleng, "Tidak, memang ada manfaatnya?"

"Ck, semua di dunia ini pasti ada manfaatnya. Kentut pun ada manfaatnya."

Mereka hanya menatap bingung-membayangkan apa manfaat dari gas bau yang keluar dari lubang dubur?

"Kami menyerah, Ayah."

"Baiklah, sebenarnya kentut itu punya manfaat." ucap tuan Jeon.

"Apa?"

"Manfaat kentut adalah; untuk mengetes apakah hidung kita normal atau tidak." tuan Jeon berkata dengan bangganya.

"Ha?"

"Iya-kalau bau busuknya tercium, itu tandanya hidung kita normal. Kalau tak tercium apapun, itu tandanya hidung kita sedang flu."

Anak-anak tuan Jeon (yang memang pada dasarnya punya sifat receh pun tertawa lebar), "HAHAHAHAHAHAHA."

Air mata menetes begitu saja dari mata Wonwoo. Ia terbahak-bahak, sang Ayah memang sangat lucu (atau dirinya yang terlalu cepat tertawa?). Jungkook dan Somi pergi karena ingin makan—tinggal lah Wonwoo dan sang Ayah berdua.

"Nah, Wonwoo. Ayah ingin bicara." ucap tuan Jeon.

Wonwoo berhenti tertawa, sang Ayah menatap lembut, "Iya, kenapa Yah?"

"Ayah bangga padamu."

Tuan Jeon tersenyum, Wonwoo bingung, "Bangga kenapa?"

Ruang keluarga menjadi sepi. Kedua adiknya pergi keluar. Sang Ayah kembali berucap, "Karena kamu pintar."

Jeon Wonwoo; pemuda berumur 17 tahun bingung bukan main. Dirinya tak pernah menjadi juara kelas—ah, terakhir kali ia mendapat prestasi ketika SMP. "Aku tidak mengerti. Aku bahkan ranking terakhir di kelas."

"Nak, pintar bukan berarti harus mendapat ranking satu di kelas." ucap tuan Jeon, "Tapi Ayah bangga, setidaknya kamu bersaing secara sehat. Tahu tidak? Dulu sewaktu SMA, peringkat Ayah sangat buruk. Rapot selalu dapat C."

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang