hope is a dream that doesn't sleep (Meanie)

2K 124 9
                                    

Disclaimer: seluruh tokoh milik keluarga dan agensi. Tidak ada keuntungan apapun yang didapat dalam membuat fanfiksi. Dibuat hanya untuk senang-senang. Sudut pandang; Mingyu

Pair: Mingyu/Wonwoo

Selamat membaca...

.

—hope is a dream that doesn't sleep—

.

Pernah suatu hari aku bermimpi; aku dan kamu berjumpa dekat air mancur.

Bermonolog dalam hati—tersenyum senang, bibir melengkung ke atas. Membayangkan diriku dan dirimu yang tertawa bersama; saling merangkul dan menatap mata hingga iris emerald begitu indah dilihat. Melebihi permata; dirimu melebihi batas sesuatu yang indah. Kamu begitu sempurna. Aku hanya dapat melihat dari sini. Bagaimana matamu tertutup—bulu mata yang lentik, terpancar sinar mentari dengan kilaunya yang menawan.

Sesekali kamu membuka mata; menatapku dalam—tersenyum tipis, lalu menggenggam tanganku erat. Dan jari-jemari kita saling bertautan; tidak ingin dipisahkan satu sama lain. Lagi-lagi aku jatuh pada pesonamu yang luar biasa. Pipi tirusmu yang putih nan kenyal, matamu berbinar bak anak kecil yang baru pertama kali menatap dunia; dunia yang kau sebut indah.

Kita duduk pada pinggir air mancur; yang mana airnya terbang pada udara—kau tak lepas menatapku. Kau tertawa; gigi putih nan rapi begitu manis dilihat. Aku bergumam; kamu adalah keindahan yang pernah mataku lihat. Kupeluk tubuhmu, kamu terlihat malu—wajahmu memerah, bibir bagian bawah digigit gemas, menenggelamkan wajah pada dada bidangku. Lantas, aku hanya tersenyum menanggapinya.

Kamu begitu manis, hingga aku lupa jika aku sedang bermimpi.

Aku suka tidur; karena dengan tidur, aku bisa bermimpi—bertemu kamu di kala senja sedang menghampiri pantai; ombaknya bergelombang sangat tinggi—udaranya begitu sejuk hingga membuat tubuh segar. Namun, hanya dirimu yang dapat membuatku terbuai; kamu membuat hatiku berdebar keras—seperti dipukul ribuan kayu. Kamu membuatku terbang; ke atas langit hingga ke luar angkasa—melihat dengan jelas bagaimana luasnya galaksi yang tak terhingga besarnya.

Kamu yang kucinta; Jeon Wonwoo—yang mana menurutku seperti bunga yang indah. Aku; Kim Mingyu—bagaikan kupu-kupu yang terkena pesonamu, selalu datang dan hinggap pada dirimu.

Aku senang bermimpi; tentang aku, kamu, dan juga anak. Keluarga kecil nan bahagia—bayi-bayi mungil nan cantik, kamu yang menggendong mereka. Senyummu begitu membuat hati tentram. Telingaku akan begitu senang jika mendengar kata 'Papa' dari bayi yang ada di gendonganmu.

Kamu tertawa. Manis sekali. Sampai membuat diriku lupa bagaimana caranya bernapas.

Lalu, aku terbangun—menatap langit-langit kamar dengan mata sayu. Tidak ada kamu di sini (yang ada hanya kamar sunyi).

Aku tidak suka terbangun dari tidur, itu membuatku tak bisa menatap wajah anggunmu, Wonwoo. Aku berharap menatap wajahmu yang ceria bukanlah mimpi; aku harap ini kenyataan. Lalu, aku lebih suka jika wajah kesakitanmu ketika hembusan napas terakhir itu adalah mimpi—mimpi paling buruk yang pernah aku alami.

Kristal bening meluncur begitu saja dari kelopak matamu yang indah. Aku tidak suka, aku tidak suka mata indah dan cantik itu mengeluarkan mutiara bening berbentuk cair. Itu bisa membuatku frustasi setiap saat.

Kamu pernah berkata; jadilah kuat. Namun, kekuatanku adalah dirimu. Kamu sudah mati—meninggalkanku sendiri di dunia berbalut padang pasir penuh fatamorgana ini. Laut biru ketika malam pun menjadi saksi; kekuatanku sudah mati—hatiku mati, hanya ragaku yang masih hidup.

Aku berharap, mimpi bersamamu tentang indahnya dunia bukanlah dalam tidurku yang nyenyak.

Lalu aku kembali tidur, menjamah waktu—berharap kembang tidur begitu indah ketika kedua mataku kembali tertutup rapat.

Mari, kita kembali bertemu di lain waktu.

.

Selesai

—Tangerang, 09 Mei 2018 - 15:15 PM—

.

Edited: Tangerang, 11 Mei 2018 - 21:03 PM

A/N: inspirasi fanfiksi dari lagu Kyuhyun - Hope is a Dream That Doesn't Sleep

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang