Romeo and Cinderella (JunHao part 2)

2K 250 84
                                    

ROMEO AND CINDERELLA

Main pair:

[Wen Junhui, Xu Minghao]

Disclaimer:

Seventeen © Pledis Entertainment

Rating: T

Genre: Romance/Drama

WARN! YAOI, OOC, TYPO, AU!

I hope you enjoy this story~

.

.

.

.

Lelaki berhidung mancung runcing bagaikan rumah bagi Minghao. Begitu nyaman serta dapat melindungi dirinya dari hantaman badai sekalipun. Walau ini pertama kali mereka berjumpa, namun lelaki berparas manis serta lembut sudah nyaman. Ia bahkan tak ingin kembali kerumah, ia ingin ikut berburu mencari mangsa bersama sang Romeo. Mungkin sejarah akan merubah kisah Cinderella si baik hati yang selalu jadi budak saudari tirinya menjadi Cinderella si pemburu tangguh yang berjalan berdampingan dengan Romeo.

Bagaimana dengan jelas pemuda tinggi itu menekan pelatuk pada pistol. Membidik setiap mangsa yang diincar. Sedikit tak tega ketika melihat rusa terkapar di hutan dengan darah bercecer, tapi inilah hidup. Kau harus menyesuaikan diri dengan kekejaman dan kesengsaraan.

"Malam ini kita akan makan besar. Hah, sudah lama Aku tak menyantap daging rusa."

Begitulah ucapan Wen Junhui. Menatap menggiurkan pada sebongkah daging yang siap diolah. Pemuda itu berjalan didepan Minghao, menunjuk arah menuju rumah kecil namun elegan ditengah hutan. Mempersilahkan sang Cinderella masuk terlebih dahulu, "Ini rumahku."

Sang Romeo begitu keren sehingga Minghao tak menarik nafas. Menatap punggung lebar berbalut jaket kulit coklat dengan sarung tangan hitam yang senantiasa membalut telapak tangan kekar agar terhindar dari serangan. Oh, bolehkah Minghao menjadi Juliet-nya?

Mereka makan dalam diam. Minghao terlalu canggung untuk sekadar menyapa atau berbasa-basi. Ia tak terbiasa--baru kali ini ia duduk berdua dengan orang yang masih terasa asing. Namun dilihat dari raut wajah Junhui, ia terlihat menikmati santapan hangat berbaur saus baberque yang dapat membuat sesiapapun gagal diet. Terlebih ketika ditambah segelas wine.

"Jadi, kau kabur dari rumah?"

Junhui bertanya. Membuka suara agar ruangan tak terasa senyap. Lelaki manis jelmaan Cinderella hanya mengangguk kaku. Memainkan daging diatas piring dengan garpu dan sendok. Tak berani mengeluarkan suara. Lalu suasana kembali hening tak bersua. Hanya terdengar suara dentingan piring dan garpu. Kunyahan serta sentakan gigi ketika melahap daging.

"Badanmu memar. Butuh obat?" tawar Junhui. Lelaki dewasa itu sudah selesai makan. Membersihkan noda-noda dekat bibir dengan saputangan hitam.

Minghao sedikit canggung, "Tidak apa, biasanya akan hilang sendiri."

Baru saja si manis Minghao ingin melahap daging, sang Romeo datang menghampiri. Menyentuh permukaan kulit putih secara seduktif, "Memarmu parah. Kalau tidak diobati akan infeksi."

Degupan jantung seakan tengah berlarian. Tak beraturan dan membuat gugup. Keringat keluar dari dahi Minghao. Ketika lengan kekar itu kembali menyentuh tengkuk lalu sedikit menghembuskan nafas, membuat bulu kuduk berdiri meremang. "Lebih baik diobati sekarang. Kau ingin membuka bajumu sendiri atau Aku yang membukanya?"

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang