darling, just kiss me slow (SoonHoon)

1.7K 144 7
                                    

Disclaimer: seluruh tokoh milik keluarga dan agensi. Tidak mengambil keuntungan finansial apa pun dalam membuat fanfiksi ini. Dibuat hanya untuk senang-senang. Bahasa dibuat lebih ringan

Pairing: Soonyoung/Jihoon

Selamat membaca...

.

[darling, just kiss me slow]

{Bibir Jihoon bagaikan nikotin; si pembuat candu yang mematikan}

.

Pagi yang cerah, hari yang indah, sintar mentari yang menghangat—semuanya siap untuk bangkit dari alam mimpi.

Tidak, tidak untuk pasangan suami-suami yang satu ini. Sebut saja mereka Kwon Soonyoung dan Lee Jihoon—oh, atau panggil saja mereka Hoshi dan Woozi. Kalian pasti kenal mereka. Kalau sampai tidak kenal, itu keterlaluan! Bisa-bisanya tidak kenal pasusu yang satu ini. Mereka adalah pasangan paling cetar membahana badai halilintar. Anggota boygrup terkenal di Korea Selatan, Seventeen. Jihoon mengerang hebat ketika kedua mata hendak dibuka—ah, tenggorokannya terasa kering. Tubuhnya didudukkan pada kepala ranjang—bersender sejenak. Kotoran di pelupuk mata masih berkumpul di sana.

Pantatnya terasa ngilu (ah, tidak perlu dijelaskan lagi kan mereka habis berbuat apa semalam?). Jihoon mengumpat dalam hati; sialan si Soonyoung, membuat lubang pantatnya sakit begini. Tapi apa boleh buat—toh semalam dia malah meminta lebih, ekhm.

Jihoon menyingkap selimut tebal yang sedaritadi menyelimuti tubuhnya dan sang suami. Oh, lihatlah—banyak tanda merah keunguan di daerah leher dan dada. Membekas sekali seperti luka lebam habis ditinju. Soonyoung memang hebat dalam membuat seni lukis di tubuh Jihoon. Harus diberi penghargaan. Masih dalam keadaan telanjang bulat, Jihoon ingin mengambil celananya yang berserakan di atas lantai. Tapi sebuah tangan malah melingkar di bagian pinggangnya.

Tidak perlu ditanya lagi siapa pemiliknya.

"Sudah bangun?" Jihoon bertanya, menatap sang suami yang wajahnya masih nampak kusut bagai pakaian belum disetrika tiga bulan.

Pria itu—Kwon Soonyoung atau yang biasa dikenal dengan nama panggung Hoshi hanya menguap lebar. Masih asyik memeluk pinggang Jihoon, "Kenapa bangun di pagi buta begini sayang..."

"Pagi buta your head. Ini sudah pukul sepuluh pagi." sahut Jihoon. Soonyoung hanya menaruh kepalanya pada bahu Jihoon.

Enggan bangun. Ya, Soonyoung enggan bangun. Ia ingin menikmati pagi hari dalam pelukan Jihoon. Lagi pula, hari ini mereka libur. Untuk apa beraktivitas? Tapi, kalau harus melakukan aktivitas ranjang di pagi hari sih tidak masalah, Soonyoung ikhlas lahir dan batin, hehehe.

"Bangunlah, kepalamu berat!" Jihoon berusaha melepas pelukan sang suami. Ia harus beres-beres rumah dan memasak sebelum teman-temannya datang untuk berkunjung (katanya, mereka berniat akan mampir ke kediaman Soonyoung dan Jihoon).

Tapi Soonyoung adalah orang yang keras kepala. Ia malah mengeratkan pelukannya pada Jihoon. Menghisap lembut leher putih sang suami seduktif. Jihoon mengerang. Sial, erangannya terdengar begitu menggairahkan. Soonyoung membanting paksa tubuh Jihoon ke atas ranjang. Dilumat dalam bibir merah sang suami. Begitu menggairahkan dan menggoda. Ah, bibir Jihoon bagaikan nikotin; si pembuat candu yang mematikan.

Boleh dikatakan; Soonyoung sudah dibuat candu oleh bibir Jihoon.

Jihoon hanya bisa memukul dada bidang Soonyoung—oh Tuhan dia kehabisan pasokan oksigen sekarang. Sial, Soonyoung selalu melakukan serangan dadakan seperti ini. Tapi perlahan, Soonyoung melepas tautan bibir mereka—dan menyisakan jembatan saliva di antara kedua bibir, "Relaks, sayang. Relaks."

"Sialan, kamu menyerangku dengan dadakan! Bagaimana bisa relaks?!"

Soonyoung terkekeh. Suaminya jika sedang marah-marah begini terlihat menggemaskan. Bibirnya yang mengkilap dan merah begitu bersinar di dalam mata Soonyoung. Astaga, benar-benar membuat candu sekali. Perlahan, Soonyoung kembali mendekatkan wajahnya pada Jihoon yang terbaring lemah di atas ranjang.

Telapak tangan Jihoon menutup bibir Soonyoung.

"Pelan-pelan saja ya. Nanti bibirku berdarah." ucap Jihoon lembut.

Soonyoung tersenyum. Ah, ia lemah dengan yang manis-manis macam Jihoon. Dikecupnya lembut bibir sang suami yang digadang-gadang sebagai si pembuat candu. Manis, lembut, lembab. Ah, bibir wanita manapun akan kalah telak dengan bibir Jihoon. Soonyoung berani bertaruh. Perlahan tapi pasti, Jihoon suka ketika Soonyoung mengecupnya lembut ketimbang kasar. Lebih terasa rasa cintanya—yang katanya melebihi langit dan bumi luasnya.

Tapi yang pasti, Jihoon suka apa pun yang dilakukan Soonyoung padanya.

.

end

Tangerang, 25 Agustus 2018 - 19:815 PM

edited

Tangerang, 28 Agustus 2018 - 15:46 PM

SEVENTEEN COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang