1 [ Empat Sekawan ]

859 31 2
                                    

Sebut saja "empat sekawan"! Itulah julukan yang tepat untuk keempat putri cantik itu.

Sebut saja "empat sekawan"! Itulah julukan yang tepat untuk keempat putri cantik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : Brand New Girl - TWICE | Kalimba Version

______________________

- 1. EMPAT SEKAWAN -

PAGI itu matahari bersinar terang. Burung-burung terbang dan bernyanyi dengan riang. Tiada awan kelabu di langit. Langit biru itu hanya ditemani oleh awan-awan putih.

Seorang putri cantik bernama Lily sedang berjalan santai di kebun bunga istananya sembari menanti kedatangan ketiga sahabatnya.

Gadis bertubuh kurus itu tak begitu jangkung. Ia mengenakan gaun biru muda dengan detail mutiara di pinggangnya. Rambut biru gelapnya terurai panjang sampai menutupi punggungnya.

Ditemani oleh anak anjing peliharaannya, Molly, ia mengelilingi kebun bunganya yang luas itu.

Seorang wanita menghampiri gadis itu. Dia adalah pelayan pribadi Lily. "Nona, teman-teman nona sudah tiba," ia menyampaikan.

Lily langsung merapikan gaunnya, ia pun meminta Molly untuk mengikutinya.

"Lily!" panggil ketiga temannya riang begitu melihatnya menuruni tangga.

Putri pertama bernama Sakura. Putri dari Kerajaan Sakura. Ia berambut pendek berwarna pink. Hari itu, ia mengenakan gaun yang sewarna dengan rambutnya.

Putri kedua bernama Lavender. Putri dari Kerajaan Lavender. Rambutnya pirang terurai panjang sampai ke pinggang. Terkadang, para putri iri pada rambut indahnya itu. Ia mengenakan gaun berwarna ungu.

Putri ketiga bernama Dahlia. Ya, putri dari Kerajaan Dahlia. Rambutnya berwarna coklat sebahu lebih sedikit. Dia adalah satu-satunya teman Lily yang mengenakan gaun berwarna netral. Gaunnya berwarna putih dengan detail kecokelatan.

Lily berlari menghampiri ketiga kawannya itu lalu memeluk mereka. "Selamat datang di istana Lily," ia menyambut mereka.

"Kami senang bisa datang ke sini," ujar Dahlia.

"Nona, raja dan ratu sudah menunggu kalian di pondok kaca," pelayan tadi memberitahu Lily.

"Terima kasih," ujar Lily padanya. Ia berbalik pada teman-temannya, "Mari ikuti aku!"

Sakura tiba-tiba berhenti melangkah. Alisnya mengerut dan kedua tangannya gemetar.

"Ly, apa bisa kau gendong dia?" Sakura berjalan menjauh.

Lily akhirnya paham maksudnya setelah mengamati ke arah mana dia melihat. Molly.

"Kau takut pada anjing lucu ini?" Dahlia menangkap pandangan Sakura.

"Bagaimana bila aku digigit?" balas Sakura sedikit takut.

"Boleh aku gendong dia?" tanya Lavender. Dia sama sekali tak menampakkan wajah takut pada anak anjing itu. Bahkan, sangat jelas bahwa ia gemas sekali dengannya.

"Tentu," kata Lily membiarkan Lavender menggendong peliharaannya itu.

Lavender mengelus kepalanya pelan-pelan, mencoba berkenalan. Ia tahu bila ia langsung menggendongnya, anjing itu akan memberontak.

Ternyata, Molly merupakan anjing yang tenang, ia tidak melawan ketika Lavender memindahkannya ke pangkuannya.

Dahlia ikut mengelus kepalanya. Ia berkata pada Sakura, "Kemarilah! Dia jinak."

Mengumpulkan keberanian, Sakura melangkah maju dan mendekati makhluk mungil yang ada di pangkuan Lavender. Ia menyentuhkan telapak tangannya di atas kepala anjing itu. Nampaknya, Molly juga senang melihat Sakura. Sekejap saja, ketakutan Sakura memudar.

Tak lama kemudian, setelah puas menggendong makhluk mungil itu, Lavender memindahkan anjing itu pada gendongan pelayan Lily. Wanita itu memindahkan Molly ke tempat lain.

Ketiga gadis itu berjalan mengikuti Lily, si tuan rumah. Mereka melewati kebun bunga dan dapat menghirup aroma harum dari bunga-bunga itu.

"Ngomong-ngomong, pondok kaca itu apa, Ly?" tanya Dahlia kemudian.

Lily tersenyum. "Kita sudah sampai!"

Ketiga gadis itu menengadah. Tepat di depan mereka, berdiri sebuah bangunan kecil yang terbuat dari kaca. Bangunan itu terletak di tengah taman, dikelilingi oleh banyak bunga lily. Di depan pintu, terdapat air mancur kecil dan patung cupid sebagai penghias.

Lily membawa mereka masuk. Di dalamnya, raja dan ratu Kerajaan Lily telah menunggu kehadiran mereka. Para pelayan di sekelilingnya menunduk menyambut mereka.

"Selamat datang," ibunda Lily yang pertama berdiri dan menyambut mereka.

"Yang Mulia Raja dan Ratu, terima kasih telah menyambut kedatangan kami," ketiga putri itu membungkuk hormat.

"Tidak perlu sungkan, kami selalu menyambut kedatangan kalian. Silakan duduk!" kata ayah Lily. Pria itu cukup tinggi dan mengenakan mahkota emas di atas kepalanya. Jubahnya mengibas ketika tadi ia berdiri.

Di atas meja makan, terdapat teh khas Kerajaan Lily dan beberapa panganan ringan untuk menemani mereka minum teh. Ada kue cubit, waffle, donat, pancake, dan banyak lagi yang telah disiapkan koki dan para pelayan kerajaan.

Lavender menghirup aroma teh itu. "Wanginya enak sekali."

"Tentu saja, teh tersebut dibuat dengan kandungan bunga lili pilihan. Semoga kau menikmatinya, Lavender," ratu menambahkan.

Dahlia menyeruput teh tersebut. Begitu teh itu mengalir di tenggorokannya, Dahlia merasakan sensasi hangat dan nikmat. "Anda benar, Yang Mulia, teh ini enak sekali!"

Ratu tersenyum senang. Wanita itu berbisik pada pelayan. Pelayan itu keluar lalu kembali membawakan tiga kotak berisi teh.

Wanita itu lalu berkata, "Ini untuk kalian agar kalian dapat membawanya kembali ke istana."

"Terima kasih banyak, Yang Mulia!" kata ketiganya.

Mereka berbincang banyak siang itu. Akhirnya, Raja dan Ratu pamit meninggalkan mereka supaya menikmati waktu mereka bersama.

______________________

[Berikan vote dan komentar sebagai bentuk dukungan kamu pada cerita ini. Terima kasih!]

Catatan : Chapter selanjutnya akan diunpublish untuk sementara waktu karena proses revisi. Dalam cerita revisi, akan ditambahkan pula "behind the story" dari kisah Lavender-Sai dan Dahlia-Neji. Mohon ditunggu dan tetap dukung karya ini ya! Terima kasih banyak!

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬' 𝐃𝐚𝐲𝐬 👑  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang